#14. Long

88 7 1
                                    

(⚠⚠⚠Warning!!!!
Untuk edisi 18+?!!!⚠⚠⚠)

Urusan susah diselesaikan. Rian diskors selama seminggu karena merusak properti sekolah, padahal dia kesurupan jin harimau tua-umpat Simon. Pada saat Mr. Theo mengajar terasa bosan tanpa kehadiran Ms. Wanda yang selalu menghukum Jack. Hujan asam melarutkan lendir siput di lapangan sekolah menciptakan kubangan lumpur berdiameter 0,5 meter, pelajaran Mr. Theo berlalu digantikan kesibukan kantin yang tak kunjung habis oleh anak sekolah. Simon menatap gumpalan awan hitam di langit tanpa menoleh orang. Jack jadi populer setelah berpacaran dengan Kagome-mantan Simon.

Di sore harinya Simon melewatkan pelajaran ke-10, minum di sebuah bar tak jauh dari sekolah. Jaket levis hitam menutupi kemeja putih, segelas vodka tak cukup menghilangkan sosok Rian dalam pikiran Simon. Bukan darah melainkan keberadaannya membuat Simon ada. Jika tidak ada Rian sebagai patokan permasalahan yang dibuat Simon untuk sebuah alasan tak jelas, maka Simon akan dianggap bagaikan bayang-bayang keramaian anak sekolah.

"Kau baik-baik saja?"
"Aku baik-baik saja. Segelas whisky, please."

Penjaga kokain memenuhi permintaan Simon, kini wajah Simon semerah bunga mawar. Gadis-gadis cantik dan seksi mendekati Simon, sebuah rangsangan memberikan kepuasan batin untuk seks. Berpacu dalam waktu makan malam, Simon melepaskan semua rangsangan di lubang wastafel lebih dari setengah jam, mengabaikan lima-empat pria sedang pipis. Kesucian? Simon adalah vampire muda berdosa. Dia ingin memasukannya ke lubang seseorang-perawan.

Pada saat di halaman depan rumah, seluruh anggota keluarga berkumpul di meja makan sedang menikmati jamuan yang disediakan ibu kepala sekolah, yaitu Bu. Rusmanama-ibu Simon.

"It's perfect. Dari mana kau mendapatkan ini?"
"OB-, golongan darah sangat langkah dimiliki manusia. Hanya dari lima persen dari populasi mereka memiliki darah berkualitas tinggi menjamin kesegaran. Terima kasih atas minumannya. Inu sangat menyegarkan"

Simon mengintip dibalik celah pintu, menyaksikan para tamu termasuk ibunya membenci manusia layaknya seorang bar-bar. Memaksa tiga wanita yang dijual-beli oleh ibu untuk tari erotis, badan semok dan binal cukup Simon mendapatkan rangsangan setelah keluar dari bar. Ketika menatap wajah Rya sedang tidur sungguh lucu, Simon berlalu tidak bisa melepaskan keperawanan adiknya seperti orang brengsek. Pelaku pemerkosaan yang sering di tampilan acara berita. Sehingga dia menyuap seorang PSK menghisap buah zakar dengan mulut tanpa ragu, kenikmatan Simon dapat menambah keinginan untuk bercinta dengan seorang perawan lugu, melepaskan semua sperma yang dikeluar Simon ke dalam mulut PSK sewaannya. Lalu menyuruhnya menelan semua sperma tak tersisa.

Di keheningan malam Simon tidak bisa tidur setelah apa yang ia lakukan barusan.

"Rian..." Simon menggantungkan kalimat. Dia menggeleng-geleng menegaskan untuk apa memikirkannya lalu membuang jauh-jauh nama Rian dalam pikiran Simon-berusaha tidur.

"Kakak, bangun..."

Simon masih tidur padahal jam sudah menunjukkan dua belas siang, Rya bertekad membangunkan Simon sehabis pulang sekolah lalu menunjukkan mainan fakum cleaner mini yang baru ia beli.

Psycho In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang