11. one step closer

122 21 6
                                    

Tolong vote dan komen ya kalo baca cerita ku, sedih loh aku sebagai author kalo mampir tapi cuma jadi silent readers😢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong vote dan komen ya kalo baca cerita ku, sedih loh aku sebagai author kalo mampir tapi cuma jadi silent readers😢

~~~~~

~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Saat menatap langit yg mulai berawan di halaman depan rumah nya, membuat Serry enggan masuk ke dalam mobil lalu pergi bekerja seperti biasanya. Andai saja pertemuan dia dengan pengusaha Vietnam bisa di tunda sampai minggu depan, mungkin ia akan lebih memilih mengurung diri di kamar selama seminggu penuh dan tidak bertemu dengan banyak orang. Terutama orang-orang yg datang di acara pesta ulang tahun Hyeong tadi malam, bahkan rasa malu nya masih terasa menjejal ulu hati.

Dengan nafas besar dan tubuh yg tidak bersemangat, ia membawa mobil hitam nya bertolak menuju kantor. Hanya butuh waktu sekira nya dua puluh menit untuk Serry menghentikan laju kendaraan nya tepat di area parkir gedung perusahaan. Ia berkali-kali meringis saat harus menatap gedung pencakar langit itu.

Langkah gamang itu membawa Serry pada pintu lift, ia berharap segera sampai pada lantai ruangan nya lalu mengurung diri selama yg ia mau sampai jam pertemuan dengan pengusaha Vietnam datang. Ya... Mungkin itu adalah pilihan yg paling bijak untuknya saat ini. Namun, saat suara denting lift terdengar dan ia mulai melangkahkan kaki nya menyusuri koridor kantor, sosok yg sangat ingin ia hindari sudah berdiri tak jauh dari dirinya. Bola mata nya pun terlihat menatap Serry, dan gadis itu hanya bisa meneguk kasar saliva nya. Ia seperti di jejali satu kaleng bubuk susu lalu di guyur dengan air dingin.
Serry hanya bisa menahan nafas saat mulai berjalan dan jarak kedua nya semakin dekat. Ia hanya berharap semoga tidak ada konversasi diantara kedua nya, jika tidak, Serry sepertinya akan membenturkan kepala nya ke tembok karna menahan malu.

Jarak mereka sudah terkikis, telihat juga Serry sudah melintasi nya dengan helaan nafas cukup lega disana, namun mendadak ia stagnan saat panggilan untuknya terdengar lantang.

"Hwejang-nim!"

Demi ubur-ubur gatal, ia sudah merapal mantra cukup banyak, namun sepertinya hal itu tidak berpengaruh apapun. Terbukti saat Serry menengok ke arah si pemilik suara, pria itu melempar senyuman tipis-sangat tipis sampai-sampai Serry bingung, itu senyuman tulus atau justru ledekan untuknya.

Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang