38. The end

172 18 4
                                    

Mengandung unsur 🔞 tolong bijak dalam menyikapi part ini🌚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengandung unsur 🔞 tolong bijak dalam menyikapi part ini🌚


Segala keputusan yg di ambil hari ini, akan menentukan seperti apa masa depan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Segala keputusan yg di ambil hari ini, akan menentukan seperti apa masa depan. Hwan tidak ingin melangkah dengan terburu-buru, sejak sang Ibu menyerahkan semua keputusan nya kepada dirinya sendiri. Setelah menyesap sedikit kopi hangat yg Ibu nya buatkan lima belas menit yg lalu, Hwan menatap Yoon tanpa arti, saat wanita itu asik bermain dengan Janggu.

Ya, memang kedekatan itu mulai terbangun semenjak Yoonabi datang mengetuk pintu rumah nya lantas meminta maaf atas semua yg terjadi. Dunia ternyata berubah, keadaan membawa Hwan dan keluarga berada pada titik yg jauh lebih baik. Jika dulu Hwan selalu memikirkan bayaran sewa rumah kecil di dalam gang sempit, kini Hwan sudah bisa membeli sebuah rumah berukuran besar di kawasan perumahan elit Seoul.

Hwan menghela nafas tipis kala Janggu berjalan menuju televisi lantas duduk manis disana, tayangan kesukaan nya memang sedang berlangsung sekarang. Maka, setelah memastikan bahwa Janggu sudah menikmati tayangan favoritnya, Hwan lantas berujar. "Aku sudah memutuskan nya, Yoon."

"Jadi bagaimana?" Tanya Yoon saat gadis itu bersandar nyaman pada sandaran kursi.

"Kita tidak bisa kembali, dan aku sudah mencintai orang lain." Jawaban Hwan berhasil membuat Yoon menarik atensi nya untuk menatap serius ke arah Hwan, wanita itu terlihat memaku sejenak sebelum akhirnya menimpali "Serry eloise?" Tanya Yoonabi dan Hwan terlihat mengangguk disana.

"Kami akan menikah bulan depan," jeda Hwan sembari menyilangkan kaki nya dengan kaki yg lain "Dan soal Janggu, dia akan mendapatkan apa yg seharusnya dia dapatkan, kau tidak perlu khawatir."

Jawaban yg Hwan berikan seketika membuat Yoon meneguk saliva nya, wanita itu terlihat mengedip. Yoon mengerti bahwa semua nya memang tidak seharusnya ia harapkan, setelah memutuskan untuk menjadi pribadi yg lebih baik, Yoon berharap segalanya bisa ia perbaiki, namun ternyata dia melupakan satu hal, bahwa sakit hati adalah rasa yg paling membekas dibandingkan kenangan manis ataupun cerita indah.

"Aku mengerti, Hwan."
_
_
_
_

Suara mesin produksi terdengar nyaring, semua karyawan sibuk dengan pekerjaan nya masing-masing, baik itu bagian membuat produk, menyusun serta mengemas. Serry dan Namjun berjalan di antara mesin conveyor yg berjalan. Gadis itu tersenyum sumringah lantas menatap pria di samping nya "Akhirnya bisa terlaksana, Jun." Ujar Serry sembari melipat kedua lengan nya di depan dada.

Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang