Mari ngebucin Kim Hwan lagi yeorobun😉
Pagi ini juga nyata nya tak seperti yg di harapkan Hwan akan sangat lancar layak nya aliran sungai Han. Sambil nafas nya terengah, pria dengan setelan kemeja biru muda itu terlihat melirik sekilas arloji yg memeluk erat pergelangan tangan nya. Jarum panjang nya hampir bertengger di angka delapan, tanda bahwa ia hanya memiliki waktu dua puluh menit untuk sampai di gedung perusaan EF Group. Tak ingin mengukir kesan buruk karna terlambat di hari pertama panggilan kerja nya, ia lantas berlari cukup terburu-buru di sepanjang trotoar jalanan Yongsan.
Drama pagi ini memang cukup menekan kesabaran nya cukup banyak, pasal nya Janggu tak ingin pergi ke sekolah jika tidak di antar oleh Hwan. Meminta pengertian pada bocah yg bahkan hanya tau bermain dan makan es krim seperti nya juga hal yg sangat sulit.
Maka, sekarang Hwan harus melatih kekuatan dengkul nya untuk terus berlari, bahkan rambut rapih yg di sisir ke belakang mulai berjatuhan helai nya ke depan wajah, dahi nya pun mulai di banjiri keringat.
Langkah kaki nya menapaki lantai Lobby perusahaan, sejemang ia menghela nafas berat sambil mengatur sengal nya yg kian menyekik tenggorokan.Ia menatap pintu kaca besar di hadapan nya, sebelum pada akhirnya ia membawa diri masuk ke dalam. Tentu saja meja hitam mengkilap di hadapan nya menjadi tujuan utama, karna untuk menemukan ruangan yg ia cari tanpa bantuan resepsionis, rasanya sangat mustahil.
Maka, kini ia melempar senyum manis ke arah wanita dengan setelan blezer hitam juga dasi bercorak bunga yg berdiri di depan meja resepsionis."Selamat pagi, ada yg bisa ku bantu?" Wanita itu bertanya sambil melengkungkan senyum ramah.
"Selamat pagi, aku diminta datang untuk panggilan kerja," Kata Hwan membalas, wanita itupun mengangguk paham.
"Kalau begitu naiklah ke lantai dua, di sisi kiri ada pintu bertuliskan Manager area. Tolong ketuk pintu nya terlebih dahulu sebelum anda masuk." Ujar wanita itu memberitahu sambil menunjuk pintu lift tidak jauh dari sana.
"Baiklah terima kasih." Hwan berjalan menuju pintu lift lalu hilang di telan pintu lift.
Kata orang hidup itu selalu sepaket dengan masalah nya, dan masalah itu akan hilang saat nyawa kita pun hilang. Ucapan itu memang terdengar sedikit gila, namun kadang kenyataan nya memang seperti itu. Padahal kalau di fikir-fikir, Serry hidup dengan langkah kaki yg normal-normal saja, tak pernah mencari masalah apalagi membuat masalah. Tapi mau bagaimana lagi? Seperti itulah hidup, dan setumpuk berkas di atas meja nya kini membuat ia menghela nafas kelewat banyak. Pasal nya bukan seperti ini yg ia harapkan, apalagi sampai tujuan nya terhambat hanya karna masalah sepele. Sementara pria yg berdiri di hadapan nya dengan tangan di tumpuk rapih di depan tubuh nyata nya membuat Serry makin kesal bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour ✔️
FanficHwan selalu menutup segala nya serapat mungkin, berharap agar tidak ada orang lain akan tahu, bagaimana ia berjuang menggapai kewarasan yg terenggut dengan cara yg paling tragis. Serry dan Hwan sudah berada pada titik perasaan yg menggebu-gebu, seja...