4. she's so attractive

155 34 14
                                    

Budayakan vote dan komen untuk menghargai kerja keras author dalam membuat cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Budayakan vote dan komen untuk menghargai kerja keras author dalam membuat cerita ini.

~~~~~~~~

~~~~~~~~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hwan tumbuh dengan keluarga yg disiplin, memiliki peraturan yg cukup ketat tentang tata krama dan etika, dia juga tumbuh dengan kasih sayang yg berlimpah.

Namun, pada saat ia mengingat bagaimana Ayah nya menghembuskan nafas terakhir nya di rumah sakit, bau koridor rumah duka itu seakan menyeruak ke dalam rongga hidung nya. Dasi hitam yg bertaut di kerah kemeja nya sudah tak berbentuk seperti seharusnya, dan air mata itu terus berjatuhan kala Hwan makin berlari cepat menyusuri koridor tersebut. Hingga langkah nya berhenti pada pintu berwarna coklat muda, jantung nya makin bertalu, nafas nya tersengal-sengal dan kepala nya seperti habis di pukul benda tumpul, terasa berkedut dan pening secara bersamaan.

Satu sampai dua langkah ia layangkan masuk ke dalam ruangan dengan isak tangis menguar-nguar ke seluruh penjuru ruangan. Kedipan mata nya berkali-kali berhasil menjatuhkan beberapa butir air bening lagi. Hwan menghela nafas berat sebelum akhirnya tubuhnya ambruk di sisi blankar, ia terisak semakin dalam, dada nya seperti di tekan oleh tumpukan karung berisi gandum yg makin menyesakkan. Ia tak mampu mengais oksigen untuk nya tetap bisa bernafas, dunia nya runtuh tanpa peringatan sama sekali.

"Appa mengalami serangan jantung, dan dokter tidak dapat menyelamatkan nya."

Ucapan yg keluar dari bibir sang ibu menambah pilu kesedihan Hwan, fikiran nya carut-marut bergumul dengan segala beban yg menumpuk di atas kepala nya. Hwan tak sekuat itu, Hwan tak mampu menanggung nya sendirian, pada kenyataan nya ini terlalu getir itu di kecap begitu saja.

Suara pulpen yg jatuh dari atas meja menyentak lamunan Hwan sekali lagi, pria itu mengedip beberapa kali sebelum menyadarkan diri nya dengan sempurna dan meraih pulpen tersebut. Ia menatap tulisan yg sudah di bubuhkan tanda tangan di hadapan nya, hanya tersisa lima kolom kosong sebelum akhirnya semua nya berakhir, Hwan bahkan sedikit tak menyangka kalau semua nya akan dapat ia lewati begitu saja, sebentar lagi satu beban nya akan berakhir, dan itu harapan yg ia doakan setiap hari nya.

Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang