Udah masuk chapter delapan, dan aku berharap bisa kasih sesuatu yg lebih menarik di part ini, semoga kalian suka.
Serry percaya, bahwa segala informasi yg lengkap harus di gali dan dikuliti dari dasar nya. Seberapapun wanita menjunjung tinggi harga diri nya, ada saat dimana dia harusnya bisa menurunkan nya, setidak nya dua sampai tiga anak tangga, itu hal yg wajar bukan? Hanya untuk memastikan bahwa ia tidak terlalu menaikkan standar gengsi nya sampai orang sulit untuk menggapai nya.
Kalau sekarang Serry memutuskan untuk melangkahkan kaki nya hingga berdiri di ambang pintu dengan gigi yg sudah menggigit bibir bawah nya, jelas Serry tengah meyakinkan diri nya, apa ini hal yg benar? Namun sebuah hasil tak akan bisa ia dapatkan tanpa usaha dan pengorbanan.
Maka, sekarang Serry sudah melayangkan kepalan tangan nya pada pintu hingga ketukan terdengar beberapa kali.
Suara bariton dari dalam mengisyaratkan diri nya untuk mendorong daun pintu agar akses untuk nya masuk dapat terbuka. Terlihat Namjun menatap dengan wajah sedikit heran, dengan kaca mata yg masih bertengger mesra di atas hidung mancung nya."Eoh? Serry, apa ada masalah?" Tanya Namjun sambil menutup layar laptop yg tengah ia tatap.
"Tidak. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu," kata Serry sedikit ragu, ekspresi itu tergambar jelas, kala Namjun makin menyipitkan pandangan nya penuh curiga.
"Sepertinya sesuatu yg krusial," Seloroh Namjun, senyuman tak ter artikan melengkung begitu saja saat tubuhnya membawa kursi beroda yg tengah ia duduki itu bergeser ke kanan dan ke kiri.
Mata Serry melirik tajam cenderung malas lalu melangkah dan menarik kursi di hadapan meja kerja Namjun agar diri nya bisa duduk. Gadis itu terlihat menyerah untuk bersikap tetap elegan di hadapan pria yg penuh dengan antisipasi dan pemikirian selangkah lebih pintar dibanding dirinya itu.
"Apa kau yg mewawancarai Hwan?" Tanya Serry tanpa berniat untuk berbasa-basi.
"Memang nya kenapa? Apa dia membuat masalah?" Tanya Namjun sedikit khawatir, pasal nya memang diri nya yg secara langsung memilih Hwan sebagai orang yg tepat untuk mengisi bangku kosong di bagian desain kemasan.
"Tidak. Bisakah kau kirimkan semua berkas lamaran yg ia lampirkan ke email ku?" Pinta Serry, sedangkan Namjun tak langsung menjawab, mata nya menyipit aneh yg tentu saja membuat Serry sedikit panik.
"Aku hanya ingin memastikan bahwa ia layak," Sambung Serry meyakinkan Namjun, dan pria itu tersenyum tipis tak ter artikan lalu mengangguk.
"Baiklah, aku akan mengirimkan nya padamu." Kata Namjun, Serry bertingkah aneh sambil beranjak dari duduk nya.
"Kalau begitu silahkan lanjutkan pekerjaanmu." Ucap Serry lalu segera melangkah keluar dari ruangan Namjun. Sedangkan pria itu menggeleng beberapa kali dengan kekehan kecil.
_
_
_
_
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour ✔️
FanficHwan selalu menutup segala nya serapat mungkin, berharap agar tidak ada orang lain akan tahu, bagaimana ia berjuang menggapai kewarasan yg terenggut dengan cara yg paling tragis. Serry dan Hwan sudah berada pada titik perasaan yg menggebu-gebu, seja...