Apa kabar guys? Semoga hari kalian menyenangkan. Dan ayo kita masuk ke babak baru dalam dunia perbucinan mas WWH😜
Tapi sebelum mulai, boleh dong vote dulu?
Hwan tidak tahu, apakah keputusan nya ini benar atau salah, namun keberadaan gelang tersebut jelas menganggu dirinya, ia tidak tahu apakah benda ini tidak penting, atau justru sangat berharga melebihi apapun. Helaan nafas tipis yg ia hembuskan dari hidung mancung nya sukses mengganti rongga paru-paru nya dengan oksigen baru.
Langit semakin gelap menyapa, hanya Indurasmi yg kian berpindar indah dengan bulatan sempurna. Namun di mana tempat Hwan berpijak, hanya sebuah lampu temaram menemani nya dari perasaan ragu bercampur aduk, ia harus segera memutuskan sebelum ada seseorang yg mendapati nya berdiri didepan gerbang rumah mewah itu lalu mencurigai nya sebagai penjahat.
Bibir nya kembali memicing lalu menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya kemudian. Mencoba mengukuhkan diri, Hwan mengarahkan jari telunjuk nya untuk menekan sebuah bel di sudut tembok, hingga beberapa kali tekanan, penjaga yg kemarin membukakan gerbang untuknya terlihat mengernyitkan dahi penuh tanya.
"Ada yg bisa ku bantu?" Tanya nya menunggu jawaban, Hwan merogoh saku mantel nya lalu menunjukkan sebuah gelang ke arah penjaga tersebut.
"Benda ini tersangkut di mantelku, sepertinya ini milik majikan mu, dan aku kemari untuk mengembalikan nya," Ucap Hwan menjelaskan, sang penjaga terlihat menatap lamat benda tersebut lalu mengangguk paham.
"Kalau begitu tunggulah sebentar, aku akan menelfon Nyonya terlebih dahulu," kata sang penjaga dan Hwan mengangguk paham.
Terlihat sang penjaga meraih gagang telfon di pos jaga lalu menempelkan benda tersebut pada rungu nya.
"Nyonya, supir panggilan yg kemarin mengantar Nyonya kembali lagi, ia mengatakan gelang Nyonya tersangkut di saku mantel nya," Ucap sang penjaga pada seseorang di seberang sana yg diyakini adalah majikan yg kemarin Hwan antarkan.
"Suruh dia masuk"
"Baik nyonya."
Penjaga itu menutup telfon lalu kembali menghampiri Hwan yg berdiri tak jauh dari pos jaga."Nyonya ada di dalam, mari ku antar." Kata sang penjaga sambil berjalan masuk diikuti Hwan di belakang. Kali ini keduanya lewat pintu yg berbeda, kalau sebelumnya mereka masuk dari pintu dekat dengan garasi mobil, kali ini mereka lewat pintu utama berwarna hitam polos. Penjaga itu menekan beberapa kali bel hingga seorang wanita paruh baya dengan cepol tinggi melempar senyum sesaat setelah pintu terbuka.
"Silahkan masuk, Nyonya sudah menunggu di dalam," ujar wanita paruh baya yg diyakini adalah seorang asisten rumah tangga. Hwan mengangguk lalu masuk ke dalam mengikuti langkah wanita itu. Hingga langkah mereka terhenti pada ruangan cukup luas dengan sofa kulit berwarna cream juga TV plasma melengkung berukuran besar tengah menyala mempertontonkan sebuah tayangan film luar negeri. Hwan membungkuk saat mendapati wanita yg kemarin malam ia antar tengah menikmati satu kaleng keripik kentang, sementara gadis itu belum menyadari kehadiran Hwan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour ✔️
FanficHwan selalu menutup segala nya serapat mungkin, berharap agar tidak ada orang lain akan tahu, bagaimana ia berjuang menggapai kewarasan yg terenggut dengan cara yg paling tragis. Serry dan Hwan sudah berada pada titik perasaan yg menggebu-gebu, seja...