Setelah ia menghabiskan waktu kurang lebih tiga puluh menit mengobrol bersama Yunggi di kedai milik pria berkulit putih pucat itu, Hwan memutuskan untuk pulang karna ternyata sang ibu menghubungi nya dan mengatakan Janggu menagih janji nya di akhir pekan ini. Pria itu menyesap minuman yg sudah hampir habis itu lalu bangkit dari kursi.
"Janggu bisa pindah ke sekolah yg jauh lebih murah," Jeda Yunggi sambil berjalan bersama Hwan menuju pintu keluar "Lagi pula kesehatan mental Janggu jauh lebih penting bukan? Jangan sampai anak-anak itu terus membully nya karna masa lalu yg kalian alami," Yunggi membuka pintu keluar untuk memberikan Hwan akses keluar. Hwan menengok sejenak ke arah Yunggi sebelum benar-benar keluar.
"Aku berencana memindahkan Janggu ke sekolah Gyeonggu, aku akan menghubungi petinggi sekolahan itu untuk membicarakan nya." Kata Hwan. Yunggi menimpali dengan anggukan setuju dan bibir yg terangkat. Setelah nya, Hwan pergi meninggalkan kedai tersebut.
Angin berhembus dengan lembut, dan Hwan rasa sweater tipis cukup untuk nya menangkal hawa dingin di tengah taman cukup luas ini. Terlihat Janggu berlari ke arah nya dengan membawa sebuah layangan berbentuk kupu-kupu lengkap dengan benang nya. Sementara Hwan, memilih duduk di bawah pohon maple rindang dengan setumpuk makanan ringan dan juga minuman dingin.
"Layangan nya tidak mau terbang," Ucap Janggu sambil menyodorkan benda berbahan dasar pelastik tipis itu ke arah Hwan, pria itu tersenyum lantas meraih layangan tersebut.
"Aku akan pegang layangan nya, dan berhitunglah sampai tiga lalu tarik layangan nya, oke?" Ujar Hwan memberikan saran, dan bocah cantik dengan wajah mirip sekali dengan Hwan itu mengangguk setuju. Hitungan ketiga telah di lakukan dan layangan itu mulai mengudara. Hwan mengintrupsi Janggu dengan beberapa saran agar layangan itu tetap berada di udara. Pria itu melangkah menuju tengah-tengah lapangan menghampiri Janggu lalu mengambil alih kaleng benang yg tengah di pegang Janggu. Pria itu bersimpuh agar menyamakan tinggi Janggu, sementara bocah itu berada di tengah-tengah lengan Hwan. Kedua nya menatap layangan yg sudah cukup tinggi dengan senyum yg mengembang. Mereka berdua menikmati liburan akhir pekan ini dengan menghabiskan waktu bersama. Meskipun Hwan tahu beberapa wanita di sekitar nya sibuk berbisik tentang diri nya, Hwan bisa mendengar samar-samar pembicaraan mereka yg membicarakan tentang ketampanan wajah nya.
Keringat sudah mulai mengucur, dan rasa haus sudah menyerang kerongkongan kedua nya. Maka, menancapkan kaleng benang ke dalam tanah lalu membiarkan layangan tersebut mengudara dengan sendirinya menjadi pilihan yg tepat.
Makan siang yg sudah di siapkan oleh sang ibu seperti Kimbap, Japchae dan juga potongan buah menjadi amunisi yg tepat untuk kedua nya.
"Apa aku benar-benar akan pindah sekolah?" Tanya Janggu secara tiba-tiba, Hwan seketika tersedak, ia menepuk-nepuk dada nya lalu meraih minuman dan menenggak nya dengan cepat. Ia menghela nafas berat dan menatap wajah Janggu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour ✔️
FanfictionHwan selalu menutup segala nya serapat mungkin, berharap agar tidak ada orang lain akan tahu, bagaimana ia berjuang menggapai kewarasan yg terenggut dengan cara yg paling tragis. Serry dan Hwan sudah berada pada titik perasaan yg menggebu-gebu, seja...