28. Stay or leave?

104 18 8
                                    

Double up for today😊Sebagai ucapan makasih karna kalian masih terus baca cerita ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Double up for today😊
Sebagai ucapan makasih karna kalian masih terus baca cerita ini.
Tapi sebelum mulai baca, bisa kasih vote dan komen nya dulu gak?
________________














Angin sudah berhembus cukup kencang, dan udara terasa menusuk sampai ke lapisan epidermis kulit. November sudah hampir datang, tanda musim dingin akan segera tiba sebentar lagi.

Sementara rasa pahit americano panas sudah mengguyur dasar lidah dan sesapan itu keluar dari bibir tipis bertindik di sudut bibir nya. Pria itu melirik pribadi di samping nya, mengantongi salah satu tangan kanan nya ke saku mantel sembari melempar punggung nya ke sandaran kursi.

"Hyung, apa ini tindakan yg benar?" Tanya nya dengan pupil sebening embun itu menatap penuh keteduhan. Dan pribadi di hadapan nya masih setia berkutat dengan ponsel pintar nya lalu melipat ponsel tersebut dan meletakkan nya di atas kursi.

"Lakukan semuanya seperti yg aku pinta dulu, Jey,"

"Tapi aku seperti orang gila Hyung, berpura-pura tidak mengenal mu di hadapan Serry," protes nya dengan alis berkerut dan dan bola mata menyipit.

"Setidaknya kau membantuku untuk melupakan masa lalu ku dengan cepat," timpal Hwan tanpa beban sama sekali, mata nya masih setia menatap hamparan sungai Han yg semakin indah di sore hari.

"Kau sudah bertemu Gareen Hyung?" Tanya Jeykei, memilih mengalihkan perdebatan yg acap kali terjadi di antara kedua nya, karna memang Hwan bukan sosok yg mudah di kalah kan argumentasi nya.

"Bola mata ku hampir saja menggelinding saat dia datang ke ruanganku,"

Kedua nya terkekeh bersama hingga barisan gigi putih mereka terlihat. Setelah nya kedua nya hening, sembari berkutat dengan fikiran masing-masing. Jeykei menatap Hwan dengan beberapa kali kedipan lalu menghela nafas cukup dalam.

"Kau benar-benar menyukai nya, ya?"

Tanya Jeykei pada akhirnya, membawa suasana hati Hwan semakin mendung bukan main, dan perasaan itu pun tak bisa menahan Hwan untuk tidak menghembuskan nafas berat. Pria itu memilih menunduk, berkutat dengan fikiran nya yg menjelajah ke belakang. Menuntun nya sampai pada memori yg telah terlewat dengan begitu saja. Hwan tidak tahu apakah hal yg ia lakukan ini sudah benar, atau justru malah sangat salah. Tapi yg pasti, untuk saat ini Hwan rasa tidak mungkin untuk ia tetap melangkah maju, mengambil resiko terbesar yg malah membuat orang-orang di sekitar nya justru di rugikan.

"Sejujurnya lebih dari sekedar suka," kata Hwan mengaku, membuat sudut bibir nya tertarik begitu saja sembari fikiran nya menerawang jauh.

"Tapi mengapa jual mahal?" Seloroh Jeykei yg seketika membuat Hwan menengok cepat dengan pandangan menukik pun tajam. Sementara Jeykei hanya mendenguskan tawa dengan pucuk hidung berkerut dan barisan gigi nya terlihat.

Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang