33. Tear

111 20 5
                                    

Jangan lupa untuk vote dan komen, karna cerita ini sudah berada pada penghujung cerita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa untuk vote dan komen, karna cerita ini sudah berada pada penghujung cerita. Mungkin hanya tinggal beberapa chapter lagi cerita ini akan tamat🥺

==================










Hwan fikir ketegangan yg terjadi saat ia menemui Jimin bisa ia lupakan setelah nya. Tapi nyata nya, entah mengapa hal itu kini justru mengganggu hati nya terus-menerus. Belum lagi sosok Serry yg bahkan tidak pernah lepas dari fikiran nya. Namun sekali lagi, Hwan pernah melalui hal yg lebih menyakitkan dari ini. Alih-alih berjuang untuk mendapatkan seseorang yg terlanjur berlabuh di hati nya, Hwan lebih memilih untuk berusaha melupakan nya. Ini hanya tentang waktu, yg pastinya akan bisa membuatnya menjadi terbiasa, seperti dulu ia berusaha untuk melupakan Yoon.

Setelah mengantarkan Janggu ke sekolah, Hwan meniti trotoar sembari merogoh saku celana nya untuk mengambil ponsel pintar nya. Ia membuka layar ponsel, mengetikkan sesuatu disana lalu mendaratkan benda pipih tersebut pada rungu nya. Di detik ke lima panggilan tersambung

"Hyung, aku sudah sampai. Apa kau masih mengantarkan Janggu?"

Tanya suara berat di seberang sana. Hwan menimpali "Sebentar lagi aku sampai."

"Baiklah kalau begitu"

Hanya konversasi singkat sampai Hwan memutuskan panggilan lalu kembali melanjutkan perjalanan nya.

Hwan sudah lupa kapan kali terakhir dia menginjakkan kaki nya pada kedai berwarna coklat yg dulu sering ia jadikan tempat melepas lelah bersama teman-teman nya menikmatmati Pajeon dan juga ramen, ditemani beberapa botol soju hingga mabuk lalu bercerita tanpa batas sampai-sampai pemilik kedai mengusir mereka karna kedai akan tutup. Hwan juga masih ingat saat Jimin berteriak hingga mengundang atensi pengunjung lain. Pria itu memang sangat berisik saat mabuk.

Mendadak Hwan tersenyum miris saat mengingat itu semua, apalagi jika ia ingat, kedai ini juga salah satu saksi bisu pertengkaran hebat yg terjadi antara diri nya dan Teyung. Ia melempar sumpit ke atas meja dengan sangat keras saat itu, lalu melenggang pergi meninggalkan semua orang. Itu adalah kali terakhir dirinya berkumpul bersama teman-teman nya. Karna sejak saat itu, kehancuran hidupnya dimulai.

"Kau ingin tambahan ekstra keju?"

Ucapan Namjun mengecai lamunan Hwan, pria itu menengok cepat dengan mata sedikit membola. Setelah nya Hwan meraih sumpit di sisi kanan tangan nya "Ya, boleh."

"Kau sekarang bekerja dimana, Hyung?" Tanya Namjun lagi sembari meloloskan satu potong ayam ke dalam mulutnya. Hwan meletakkan lengan kiri nya di atas meja sebelum menjawab "Untuk sementara aku kembali bekerja bersama Yunggi. Sembari menunggu panggilan kerja di perusahaan tempatku melamar." Jawab Hwan sembari mengaduk ayam yg dilumuri saus merah pedas dengan topping keju mozarella di atas nya.

Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang