Warning! this is the mature content, so if you don't like this part just skip. Thank you for your understanding🔞
Serry pernah mendengar sebuah petuah, bahwa ia harus berhati-hati pada sebuah perasaan dengan lawan jenis, jangan pernah meragukan dominasi seorang pria, bahkan untuk pria sederhana sekalipun. Karna pada dasarnya, pria bisa melalap habis semua yg ia punya hanya dengan satu sentuhan saja.
Dan Serry yakin, tidak mungkin istilah itu hadir tanpa ada nya alasan. Ia pernah meragukan banyak hal, seperti jangan tertidur setelah makan karna bisa membuat tubuh menjadi gemuk, atau jangan minum air dingin saat memakan makanan berlemak, karna bisa memnimbun penyakit. Ia mengira itu tidak ada korelasi nya sama sekali. Dan Serry juga pernah meragukan otoritas seorang pria dalam hidup nya, simple nya ia berfikir tidak semua pria bisa mengendalikan nya begitu mudah.
Namun, saat Hwan perlahan mendikte setiap inchi tubuh nya, Serry rasa ia harus meralat kembali semua keyakinan dalam diri nya, apalagi untuk sosok Hwan yg bahkan tidak pernah ia duga sebelum nya bisa menjadi sosok yg berbeda. Tatapan mata yg begitu mendiskriminasi namun tetap tenang, sentuhan demi sentuhan yg di berikan, sampai-sampai Serry berfikir bahwa ia lahir sebagai orang yg memang memiliki tingkat kendali diri cukup rendah. Ia bahkan tidak bisa bersikap defensif untuk tubuh nya sendiri.
Saat jari kekar itu menekan sebelah gundukan dada nya dengan lembut namun pasti, Serry malah membiarkan pria itu melakukan apapun.
Sengatan tiba-tiba mengecai lamunan Serry, meluluh lantahkan hampir separuh kesadaran nya. Ia mendongak, merasakan kehangatan dan sentuhan menggelitik di bawah sana, Serry bahkan sempat melirik ke area bawah, mendapati kepala Hwan tenggelam di antara kedua pangkal paha nya. Serry mendongak, sengatan itu menjalar ke seluruh tubuh nya, kaki nya bergetar hebat, saraf nya tertekan sangat kuat sampai-sampai jari nya mencengkram sprei dengan pandangan mengabur.Hwan menyeringai, mendapati Serry bahkan mencengkram sisi punggung nya, seolah meminta ampun namun tak ingin kegiatan yg ia lakukan berhenti. Nafas Serry tersengal, kala renjana senggama itu menghantarkan nya pada pintu neraka paling indah yg pernah ia lalui.
Kini wajah Hwan hanya berjarak beberapa inchi saja dari wajah nya, ia bahkan bisa memuja dan memuaskan pandangan mata nya selama yg ia mau. Mata Hwan memeta setiap jengkal tubuh nya. Mata, hidung, bibir, tengkuk, dada dan akhirnya kembali lagi pada gumpalan pualam yg menarik atensi Hwan lebih jauh.
Pria itu kembali mengikis jarak, meminta pagutan yg jauh lebih panas dan terkesan haus pun terburu-buru. Serry tidak pernah menduga, bahwa ia bisa menemukan substansi Hwan yg sebenarnya. Ia bahkan bersumpah, jika kegiatan ini berakhir, ia akan terus merindukan dan menginginkan nya lagi dan lagi.
Saat Hwan memutus pergelutan bibir mereka, tatapan Hwan bergetar, Serry tahu jika Hwan sudah tak dapat membendung nya, tak dapat mengendalikan nya. Tatapan tenang itu bak memohon dan mengemis sesuatu yg sering di sebut puncak terbaik dalam pergumulan surga dunia. Maka, Serry membelai pipi Hwan, mengisyaratkan bahwa Serry memberikan otoritas penuh atas diri nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amour ✔️
FanficHwan selalu menutup segala nya serapat mungkin, berharap agar tidak ada orang lain akan tahu, bagaimana ia berjuang menggapai kewarasan yg terenggut dengan cara yg paling tragis. Serry dan Hwan sudah berada pada titik perasaan yg menggebu-gebu, seja...