16. Home sweet home

109 20 3
                                    

Annyeong yeorobun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Annyeong yeorobun...
Amour kembali untuk nemenin malam senin kalian. Aku gak minta dibayar, aku hanya minta kalian untuk rajin vote dan komen, isn't hard right? So please give me some energy with that🥺




Kalau biasa nya Hwan berjalan menyusuri gang sempit rumah nya sambil berfikir apakah pemilik sewa rumah datang kerumah nya untuk menagih tunggakan sewa? Kali ini langkah nya terasa gamang karna setelah turun dari mobil, Serry bertanya kepada nya, apakah dia bisa mampir? Hwan tak memiliki opsi untuk permintaan semacam itu, menolak pun rasa-rasa nya sangat tidak sopan.

Jadi, setelah melewati satu blok rumah berwarna hijau mint, ketiga nya kini berdiri di depan gerbang rumah berwarna hitam dengan dinding yg di penuhi tanaman Ficus pumila di sisi kanan dan kiri nya. Hwan sedikit menggigit bibir bawah nya kala membuka pengait pintu hingga bunyi decitan terdengar lirih. Hwan tersenyum tipis ke arah Serry kala makin melebarkan gerbang tersebut.

"Silahkan masuk Hwejang-nim. Maaf, tapi seperti ini lah keadaan rumah ku," Kata Hwan saat melangkah memasuki pekarangan rumah sederhana yg terlihat dihiasi beberapa pot bunga juga ayunan di sudut rumah dekat dengan kolam ikan kecil.

Serry tersenyum tipis sembari mengedarkan pandangan nya pada sekitar rumah itu. Lalu mengalihkan kembali pandangan nya pada Hwan. "Bahkan rumah mu terasa lebih nyaman dibanding rumah ku," kata Serry sembari netra nya menatap ayunan yg terbuat dari besi itu.

"Kalau begitu mari masuk." Hwan melangkah menuju pintu masuk diikuti Serry dibelakang nya. Sementara Janggu, bocah itu terlihat sudah berlari lebih dulu lalu membuka pintu.

"Eomma... Kami pulang," ujar Hwan kala mereka sudah benar-benar masuk. Meja makan menjadi pemandangan pertama yg Serry lihat. Setelah nya, di sisi kiri, sebuah ruang tv berukuran tidak terlalu besar yg di batasi dengan almari buku juga figura foto-foto keluarga. Sementara pintu kamar berjumlah dua buah berdampingan tepat menghadap ruang tv tersebut.

Hwan mempersilahkan Serry untuk duduk di sofa berwarna abu-abu berukuran tidak terlalu besar dengan meja kayu di hadapan nya. Hwan berjalan ke arah dapur untuk mencari sang ibu, sementara Janggu terlihat berguling di kasur lantai dekat dengan tv, seperti yg ia ucapkan saat di depan toko mainan tadi, sekarang ia benar-benar mempertemukan Elsa dan Anna kepada Olaf miliknya.
Serry tersenyum simpul sembari mengedarkan pandangan nya pada rumah sederhana namun cukup rapih itu.

Kini pandangan nya berhenti pada figura Hwan menggunakan jas berwarna hitam dengan dasi senada dan kacamata membingkai kedua mata nya. Sementara di samping nya terdapat figura foto keluarga yg seperti nya adalah Hwan dan juga kedua orang tua nya. Ia juga melihat beberapa foto Janggu saat usia bayi sampai berusia sekitar dua sampai tiga tahun. Semua nya terlihat sangat menggemaskan.

Aktifitas nya terhenti, kala Hwan datang bersama wanita paruh baya dengan apron berwarna abu-abu melekat di tubuh nya, itu adalah ibu Hwan yg baru saja datang dari dapur. Serry seketika membungkuk lalu melempar senyum.

Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang