34. An ambition

96 18 4
                                    

Makasih untuk para readers yg baca sampai part ini, dan selalu nungguin update an nya🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasih untuk para readers yg baca sampai part ini, dan selalu nungguin update an nya🙏

Part ini bakalan seru, jadi baca pelan-pelan supaya kalian bisa meresapi isi nya yah :)



Setiap orang tua pasti memiliki mimpi nya sendiri terhadap masa depan anak. Karna itu banyak orang tua yg berusaha sangat keras untuk memberikan pendidikan yg layak, dengan harapan di masa depan mereka bisa hidup bahagia karna memiliki perkerjaan yg baik.

Begitupun dengan Tuan Kun, mengirim Serry dan Gareen berkuliah sampai ke luar negeri lalu setelahnya membiarkan sang anak meneruskan bisnis yg selama ini ia jalankan, adalah salah satu tujuan hidup nya. Apalagi saat sang istri meninggal dunia lima tahun silam, membuat Tuan Kun kini memutuskan untuk beristirahat di rumah dan menghabiskan sisa usia nya dengan mengurus perkebunan stroberi di Gwacheon.  Kadang-kadang Tuan Kun juga memantau bagaimana anak-anak nya menjalankan perusahaan, hanya untuk memastikan bahwa mereka benar-benar sanggup dan mampu melakukan nya.

Setelah Gareen melesatkan bola putih ke dalam lapangan hijau di hadapan nya, pria itu menoleh ke arah belakang, mendapati Tuan Kun bertepuk tangan untuknya sebagai bentuk pujian. Dan Gareen mengulas senyum tipis di sana. Tuan Kun melangkah mendekati Gareen yg terlihat akan kembali memukul bola.

"Dulu ibu mu suka sekali bermain golf saat akhir pekan," Ujar nya sembari menatap lapangan hijau di hadapan nya.

Gareen tak langsung menjawab, memilih memukul kembali bola kecil putih itu ke lapangan lalu menegakkan punggung nya "Dia akan pergi bersama Serry dan tidak mengajak kita berdua," Kekehan terdengar dari kedua nya, dan Tuan Kun memegang pundak Gareen sebelum berujar "Mereka berdua memang tim yg kompak." Gareen mengangguk setuju lalu menurunkan pandangan dengan senyuman tipis dan fikiran yg menerawang jauh.

Setelah menyelesaikan satu permainan, Gareen dan Tuan Kun kini duduk di cafetaria dengan segelas jus jeruk dan roti isi juga sepiring sosis panggang. Kedua nya menikmati sarapan sembari membicarakan banyak hal.

"Memang cukup sulit meyakinkan investor yg satu itu, tapi aku yakin kau pasti bisa," Ujar Tuan Kun setelah meloloskan satu potong sosis ke dalam mulut nya

"Aku dan dia akan melakukan pertemuan lusa, semoga saja aku bisa meyakinkan nya," Ujar Gareen menjawab, sembari terus fokus pada garpu dan pisau di tangan nya untuk memotong roti isi.

Satu teguk jus jeruk lolos ke dalam tenggorokan Gareen, setelah nya pria itu meletakkan kedua tangan nya di atas meja sembari menatap sang ayah lalu bersiap untuk melemparkan ucapan "Apa kita tidak terlalu keras terhadap Serry, Appa?"

Amour ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang