Jana menutup mulutnya rapat-rapat, matanya terkatup tanpa celah sedikitpun, alisnya menyatu dan tangannya gemetaran. Jana jelas ketakutan, daripada setan, lelaki itu jelas lebih takut pada manusia-manusia yang bisa saja akan menghabisinya. Tolong Jana masih banyak berhutang kepada Ayah atas sekolah mahalnya ini, jangan dulu dibunuh.
"Jana, lo kenapa?"
Sadar bukan hal yang terlalu membahayakan, karna ia jelas mengenal suara ini, Jana perlahan membuka matanya, walau ekspresi ketakutan tidak hilang dari wajahnya itu. "K–Kala, disana–" Tangan gemetar itu menunjuk satu arah, pada lorong gelap disebelah ruang guru. "Gue denger ada orang dipukulin."
Wajah Kala datar, tidak bereaksi apapun, lelaki itu hanya menghela nafasnya dan berjalan sendiri menuju tempat yang Jana tunjukkan tadi, Jana terus memperhatikannya. "Gak ada apa-apa." Kata lelaki itu, menoleh pada Jana yang sekarang malah ngerutkan dahinya.
Jana berlari pelan menuju tempat Kala berdiri, wajahnya semakin berubah bingung tatkala tak menemukan apapun disana, padahal sebelumnya dengan sangat jelas Jana mendengar seseorang yang merintih dan suara-suara lain seperti pukulan dan tendangan. Jana jadi merinding.
"Kala, tadi gue denger jelas–"
"Tapi gak ada apa-apa." Kala memotong kalimat Jana, lalu lelaki itu berjalan duluan, "Udahlah Jan, mending beres-beres buat pulang."
Jana semakin terdiam ditempatnya, ia tak mungkin salah mendengar, kan?
Diperhatikannya lorong sempit itu berharap ada apapun yang bisa membuktikan perkataannya tadi, namun tidak ada yang mencurigakan, tetap bersih seperti tidak terjadi apa-apa.
"Jana." Panggil Kala lagi.
Jana menoleh pada Kala yang memanggilnya dari tangga, "Iya, Kala." Lalu berlari menyusul lelaki itu.
—
Ada yang Jana baru tau, ya jelas sih, hari ini kan hari pertamanya sekolah. Katanya siswa A class sering sekali kumpul bersama sepulang sekolah, tidak tanggung-tanggung tempat kumpul mereka semua di restoran yang sudah terkenal mahal.
Dari sebelum memasuki restoran tadi, Jana terus bergumam, cukupkah uangnya, atau ia akan kelaparan satu minggu demi makan satu kali di restoran ini. "Kala, gue bisa pulang duluan?"
"Kenapa emangnya?" Lelaki yang berjalan didepan Jana itu berbalik.
Jana memilih berbisik di telinga Kala, "Gue takut uang gue kurang."
Entah apa yang lucu, Jana bingung sendiri ketika melihat Kala malah menertawakannya.
"Lo itu sekarang udah jadi keluarga A class, lo gak sebodoh itu Jana buat gak tau kalo masuk kelas itu gak gampang sama sekali."
Ya benar, tidak gampang, tapi apa maksud lelaki ini?
Kala melipat tangannya didada, masih memperhatikan Jana dengan tampang bingungnya, "Udahlah masuk aja, apa sih yang lo pikirin?"
Sepertinya, memang sudah pasti Jana tidak akan makan enak selama satu minggu.
Keduanya berjalan bersisian, Jana tersenyum canggung pada teman sekelasnya yang lain, yang jujur saja ia tidak tau namanya, mungkin selain Kala, Jana cuma mengenal Yona, lalu Hanif sang ketua OSIS, dan juga Hadif kembaran Hanif yang duduk dibelakangnya.
Sungguh sangat canggung berada disini.
Mereka duduk disebuah meja bulat yang berisikan 5 orang, ada Jana, Kala, Yona, Jazlyn, dan satu lagi kalau tidak salah namanya Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionHajeongwoo area. Sekolah baru dan kehidupan baru bagi Jana. (130522) - (200922) highest rank : #1 haruwoo 06/10/22 #1 bxb 12/01/23 #1 lokal 04/11/23 #2 treasure 12/01/23 #2 haruwoo 18/05/23 #2 rujeongwoo 07/06/23 #3 treasure 14/01/23 #3 haruwoo 17/0...