Beberapa kali Jana menanyai Hadif tentang perjalanan keduanya siang ini, sudah 30 menit waktu berlalu dan sepertinya tempat yang Hadif tuju belum bisa dibilang sudah dekat. Lelaki di sebelahnya ini membawa mobil dengan kecepatan sedang, sedangkan Jana sedikit bosan, "Lo sebenernya mau kemana sih?" Tanyanya lagi.
Hadif menoleh sesaat, "Bentar lagi sampai kok." Ucapnya, berapa kalipun Jana menanyainya dan jawaban Hadif tetap sama, namun dari tadi belum juga sampai ke tempat yang katanya ingin ia tunjukkan pada Jana.
Jana menyandarkan kepala, menatap langit yang cerah, sedangkan Hadif disebelahnya menatap lelaki ini dengan senyum mengembang, tangan kiri Hadif mengusap pelan kepala Jana, "Sabar ya, bentar lagi sampe kok."
Bagai membeku ditempatnya, Jana diam dengan mata yang membola kaget, namun tak berani menolehkan kepala pada lelaki yang baru saja berulah, Jana malu, menunduk dengan wajah yang memerah lucu.
Hadif membelokkan mobilnya memasuki jalan setapak tanah merah, dengan Jana yang kebingungan hendak kemana lelaki disebelahnya ini, "Ini mau kemana sih?" Tanyanya, "Lo gak berniat nyulik gue, kan?"
Hadif hanya menyeringai, tanpa memberikan jawaban, Jana mulai was-was, belum lagi jalan setapak yang dilalui Hadif ini membawa keduanya masuk ke hutan, "Dif, demi Tuhan, maaf banget kalo ada salah." Jana mulai panik, sedangkan Hadif tertawa dalam hati.
Mobil berhenti, dengan Hadif yang tiba-tiba keluar, membuka bagasi mobil dan mengeluarkan semua barang-barang untuk piknik mereka, lalu memberikan separuhnya pada Jana, "Bawa." Katanya.
"Lo gak nyulik gue kan?" Tanyanya lagi memastikan.
Hadif menghela nafas, "Pasar gelap lagi tutup." Katanya acuh, lalu meneliti Jana dari ujung kepala hingga ujung kaki, "Lagian yang kayak lu begini gak bakalan mahal-mahal banget lakunya."
Satu pukulan mendarat dibahu Hadif, disertai dengan wajah memberengut milik Jana, "Sialan." Desisnya.
Hadif berjalan terlebih dahulu, dengan Jana yang mengikuti dibelakangnya sembari membawa tikar lipat ditangan kirinya. "Gue pikir mau ditraktir di restoran mahal, atau makan malem romantis kayak dulu itu." Jana terkikik ketika mengingatnya lagi, "Tapi lo malah bawa gue ke tengah hutan."
"Jangan banyak omong." Tukas Hadif cepat.
Tak lama dari itu keduanya sampai di puncak bukit, bahkan Jana yang semula berwajah muram langsung cerah seketika, pemandangan kota dari atas bukit ini sangat menakjubkan, apalagi angin dingin yang menerpa wajahnya, Jana suka tempat ini.
Masih sibuk menikmati pemandangan yang baru pertama kali dilihatnya, Jana sampai tak sadar kalau Hadif sudah menyiapkan semuanya dibelakang, membentangkan tikar lipat, menyusun semua makanan ditengah-tengahnya, lalu memanggil Jana yang masih bergelut dengan ponsel miliknya, memotret setiap pemandangan yang terekam mata.
"Lo tau dari mana tempat ini?" Tanya Jana ketika sudah duduk disebelah Hadif, "Bagus banget, ayo lain kali kita kesini lagi."
Hadif mengangguk, memasukkan potongan buah apel kedalam mulutnya, "Tau dari Yovan."
Jana bertepuk tangan senang, "Gue kayaknya harus temenan sama Yovan deh, ayo kenalin gue, Dif."
Mendelik sesaat, Hadif menghela nafasnya pelan, tak akan ia kenalkan Jana pada Yovan, begitulah pikirnya. "Makan dulu." Tegur Hadif, saat mengetahui Jana tak menyentuh makanannya sedikitpun.
"Gue suka tempat ini, Dif. Tenang."
Ya, Jana, Hadif juga suka.
Hening sesaat, Jana sibuk dengan makanannya sedangkan Hadif menikmati pemandangan yang bukit ini suguhkan, "Lu tau gak, mitos tempat ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionHajeongwoo area. Sekolah baru dan kehidupan baru bagi Jana. (130522) - (200922) highest rank : #1 haruwoo 06/10/22 #1 bxb 12/01/23 #1 lokal 04/11/23 #2 treasure 12/01/23 #2 haruwoo 18/05/23 #2 rujeongwoo 07/06/23 #3 treasure 14/01/23 #3 haruwoo 17/0...