Jana's new enemy

2.6K 405 41
                                    

Sebelumnya Jana tidak pernah menjadi pusat perhatian, Jana itu bukan tipe siswa yang populer di sekolahnya terdahulu, Jana juga susah bergaul yang membuatnya hanya memiliki sedikit teman. Tapi lihatlah kali ini, dari depan gerbang sekolah sampai di kelasnya, hampir semua siswa menatap Jana dan menyerukan nama lelaki itu dengan ramah.

Ada apa ini, kenapa tiba-tiba sekali?

Hal seperti ini sebelumnya memang sudah terjadi, tapi hari ini entah kenapa orang-orang sedikit berlebihan, Jana tidak terlalu suka ketika dirinya menjadi fokus orang-orang.

Tak sampai disitu, ketika masuk kelas pun, Jazlyn dan Yona segera menyambut Jana dengan senang, mereka berdua juga bertanya bagaimana tidur Jana, apakah sudah sarapan dan sebagainya.

Kala yang memperhatikan itu hanya bisa geleng-geleng kepala, Jana sepertinya masih tidak sadar alasan orang-orang bertingkah seperti itu padanya.

"Kala." Bisik Jana, "Sebenarnya ini kenapa?"

Tak segera menjawab, yang Kala lakukan adalah merobek sedikit kertas dan menuliskan sesuatu disana, sebelum melemparnya kearah meja Jana.

Ini karna lo ditag Hanif ditweet terbarunya, orang-orang ngiranya kalian lagi deket.

Jana yang membacanya hanya bisa membolakan mata, bukankah suatu hal yang biasa kalau sesama teman saling mention di sosial media? Tapi sepertinya hal tersebut tidak biasa di sekolah ini. Jana menoleh lagi pada Kala, "Hanya karna itu?" dan Kala mengangguk sebagai jawaban.

Seberdampak ini kah Hanif di sekolah ini?

Kalau ibarat sekolah ini suatu negara, Hanif adalah presidennya yang akan selalu dihormati, dan Jana adalah ibu presidennya. Jana menepuk kepalanya pelan, mengetahui bahwa ia tak mungkin menjadi ibu-ibu.

"Lo ngapain?" Kala bertanya, ketika melihat Jana sudah senyum-senyum sendiri dengan sesekali memukul kepala.

Tak menjawab, yang dilakukan Jana adalah memberikan tatapan mendelik pada Kala, lelaki itu mengingkari janjinya kemarin, dan Jana harus marah untuk itu. "Lo kemarin ingkar janji."

Seakan tersadar dengan maksud Jana, Kala meringis pelan, "Iya, nanti gue ceritain."

"Sekarang aja."

Kala menggeleng tidak setuju, "Gak bisa disini."

"Terus, dimana?"

Tampak berfikir sebentar, Kala akhirnya menemukan tempat yang sepi dan nyaman, "Rooftop sekolah." bisiknya, "Gue ada urusan bentar, kayaknya gue gak masuk mapel kimia."

Jana juga tampak berfikir, "Gue ikutan bolos juga dong."

Kala tidak mungkin membawa Jana bersamanya, jadi lelaki itu memberi saran agar Jana menunggunya di rooftop sekolah. "Gue bentaran doang sih, lo duluan aja. Di sana nyaman kok, ada kursi juga."

"Yaudah kalo gitu." selanjutnya Jana langsung keluar, berjalan sendiri menuju rooftop sekolah yang pernah Kala tunjukkan jalannya dulu.

Sesampainya Jana di sana, langsung membuka pintu dengan pelan, takutnya ada orang lain yang memergokinya bolos pelajaran, walau tidak satupun yang akan memarahinya.

Benar kata Kala, rooftop sekolah itu tempat yang nyaman. Jauh dari kata gudang penyimpanan, disini tertata rapi kursi-kursi panjang dan juga sofa, ada meja juga, tempat yang terlihat sangat terawat.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang