Jana mengerang disela-sela tidur lelapnya, merasa seseorang telah mengganggu posisi ternyaman yang sejak tadi membuatnya betah menutup mata, namun kali ini tak kalah nyaman, ia rasa seseorang telah memeluk tubuhnya.
Maka dengan perlahan matanya mulai terbuka, dengan samar melihat seseorang mengenakan kemeja hitam memeluk tubuhnya, membuat Jana harus menenggakkan kepala melihat siapa gerangan orang yang mengganggu tidurnya ini.
"Hadif?" Suara Jana terdengar parau.
Lalu deheman pelan itu seakan menjawab tanya Jana tadi, bertepatan dengan semakin erat pelukan yang ia dapatkan, "Hadif tadi kemana? habis pergi, ya?"
Terdengar kekehan sesaat, "Eum, pulang ke rumah bentar." Hadif tak sepenuhnya berbohong tentang itu, karna setelah mengunjungi sang Ayah di kantornya tadi, Hadif memutuskan untuk pulang sebentar.
Jana hanya mengangguk sekilas, Hadif bisa merasakannya, karena lelaki itu menggeliat didada yang lebih tua.
Keduanya masih terdiam dalam posisi yang sama untuk beberapa saat, sampai ketika Jana dengan tiba-tiba meniup leher Hadif pelan, "Ayang." Panggilnya.
Ah, Hadif peka sekali, pasti ada sesuatu yang lelaki ini inginkan.
"Mau apa?" Tanya Hadif langsung yang dibalas Jana dengan kekehan pelan.
Lantas menggelengkan kepalanya, "Gak tau." Katanya membuat Hadif bingung, "Ayo kita belanja."
Namun Hadif tak juga bergeming, memilih pura-pura tidur karna tak mau menyudahi sesi pelukannya ini, badan Jana sungguh nyaman untuk dipeluk, bantalnya di rumah yang ia pakai sedari kecil saja kalah nyamannya dengan Jana.
Kesal karena sang pacar tak mengindahkan ucapannya, Jana mulai menggoyang-goyangkan lengan Hadif yang ada di pinggangnya, "Hadif ayo, kita belanja."
"Pesen aja, Jana." Balasnya.
Bukan Jana namanya kalau tak mendapatkan apa yang ia mau, lelaki ini menggeleng, "Kita aja yang belanja."
Hadif diam beberapa saat, namun bukannya beranjak dari posisinya, lelaki ini malah semakin mengeratkan pelukan, membuat Jana protes karenanya, "Udah nyaman, gini aja." Katanya, "20 menit kayak gini dulu, nanti bebas deh Jana mau beli apa aja gapapa, sama tokonya pun gapapa."
"Oke." Balas Jana cepat.
Hadif tersenyum senang, maka dimain-mainkannya rambut Jana, matanya terpejam menikmati sensasi wangi yang menyapa indera penciumannya, "Wangi banget, udah selesai mandi?"
Jana menganggukkan kepalanya singkat, "Tadi kebangun bentar gak enak banget badan lengket, jadi aku mandi."
"Harusnya habis mandi pake minyak telon, kan masih bayi." Ucap Hadif menggoda sang pacar, "Bayiku."
"Yes, Daddy." Jawab Jana, membuat Hadif dengan cepat membuka mata, menampilkan Jana dengan wajah cengengesannya.
"Arjana." Hadif sedikit membolakan matanya terkejut, langsung memeluk kekasihnya lagi, namun kali ini dengan satu tangannya yang lain menarik selimut Jana hingga menutupi keduanya.
Dengan Jana yang tertawa terbahak-bahak karenanya.
—
Hadif tak membawa Jana pulang ke rumahnya, melainkan apartemen tempat mereka bermalam ketika kehujanan tempo hari. Jana protes tadinya, namun Hadif beralasan ingin berduaan saja dengan sang kekasih tanpa ada yang mengganggunya.
Jadilah sekarang sepasang kekasih ini duduk menonton tv, dengan Jana yang sudah diam anteng menatap televisi besar yang menampilkan film kartun kesukaannya, sesekali tangan kanannya mengelus perutnya yang membesar, Jana kekenyangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionHajeongwoo area. Sekolah baru dan kehidupan baru bagi Jana. (130522) - (200922) highest rank : #1 haruwoo 06/10/22 #1 bxb 12/01/23 #1 lokal 04/11/23 #2 treasure 12/01/23 #2 haruwoo 18/05/23 #2 rujeongwoo 07/06/23 #3 treasure 14/01/23 #3 haruwoo 17/0...