About Jana

2K 317 79
                                    

Dihari libur ini, Jana katanya akan mengajak Hadif pergi ke suatu tempat. Entahlah kemana, karena sang pacar hanya bilang ingin mengajaknya pergi menemui seseorang.

Hadif berdandan rapi, takut nanti Jana akan mengajaknya bertemu Ayah dari pacarnya itu, akan kacau kalau penampilannya berantakan. Dengan setelan celana kain hitam dan kemeja biru muda, Hadif langsung saja menuju kediaman sang pacar.

Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai dirumah Jana, karna jarak yang memang tak terlalu jauh dan juga jalanan yang lenggang. Jana sudah menunggu didepan rumah, lelaki ini menggunakan kemeja putih, langsung menaiki kursi penumpang mobil Hadif, "Tumben berwarna, Bro, biasanya kalo gak setelan item, ya abu-abu, atau gak warna putih." Komentarnya meneliti penampilan sang pacar.

Hadif hanya mengedikkan bahu, "Mau kemana?"

"Gue akan membawa perjalanan hari ini." Ucapnya, dengan senyum yang merekah dari bibirnya.

Mengangguk sesaat, Hadif langsung melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah Jana, sesuai instruksi sang pacar. Melihat Jana yang terlihat excited dengan perjalanan kali ini, diam-diam Hadif mengukir senyum, semakin penasaran dengan tujuan pacarnya ini.

Walau terlihat senang, Jana tak banyak berbicara, ia hanya menunjukkan jalan pada Hadif dan sesekali menjawab pertanyaan yang Hadif ajukan. Akhirnya setelah satu jam perjalanan, keduanya sampai pada tanah lapang dengan pemandangan kebun teh tak jauh dari sana, Hadif celingak-celinguk, "Bener?" Tanyanya pada Jana, yang langsung dibalas anggukan kepala.

Hadif turun mengikuti Jana yang sudah keluar mobil duluan, memanggil Hadif yang masih kebingungan dengan tempat ini.

"Dif, ayo." Ajak Jana, "Gue mau ngenalin lo sama Mama."

Hadif terdiam, memandang punggung Jana yang sudah berjalan lebih dahulu, Hadif menghela nafasnya pelan, mengikuti langkah Jana yang terlihat sedikit berlari, "Jana, hati-hati."

Hingga sang pacar berhenti pada sebuah makam, diikuti Hadif yang juga berhenti di sebelah Jana, memperhatikan pusara dengan nama Rosalia Indah yang tertera di sana, disertai tahun lahir juga tahun wafatnya.

"Mama." Suara Jana terdengar, lelaki ini berjongkok, namun Hadif masih berdiam diri, "Udah lama Jana gak kesini, kayaknya terakhir kali waktu awal-awal pindah sekolah." Jana diam sesaat, "Hari ini Jana gak dateng sendiri kayak biasanya, sekarang Jana punya Hadif."

Mendengar namanya disebut, senyum kecil terukir dibibir Hadif, lelaki ini kemudian berjongkok menyamakan tingginya dengan Jana, dan merengkuh pinggang ramping sang pacar dari samping, "Hallo, tante, saya Hadif." Ucapnya kaku, mengundang tawa Jana, "Eum, saya pacarnya Jana." Lanjutnya.

Jana tersenyum getir, "Mama, sekarang Jana udah punya seseorang disisi Jana, bukan cuma Papa aja." Ucapannya terdengar bergetar, "Papa akhir-akhir ini lebih sibuk dari biasanya." Adunya, dengan sesekali menyeka air diujung mata, "Jana sering sendirian di rumah."

Hadif menggigit bibir bagian dalamnya, merasa gemas dengan lelaki manis disebelahnya ini.

"Mama, Jana bakalan kerja keras buat bikin Papa dan Mama bangga sama Jana, makasih udah biarin Jana terlahir ke dunia, walau Jana sempat menyesalinya dulu. Mama...

Jana sayang Mama."

-

Seusai memastikan sang Ayah ada di kantor, Hadif segera menuju kantor Ayahnya setelah mengantarkan Jana pulang ke rumahnya.

Lelaki itu dilanda kesedihan sepulang dari makam Mamanya, dan Hadif berusaha membuat Jana tersenyum kembali dan menemaninya hingga tertidur, mungkin nanti si pacar akan mengamuk kalau tau Hadif sudah tak berada disisinya lagi.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang