Dengan wajah yang cemberut Jana berjongkok di halte bus depan sekolah, memandangi sepatu putihnya yang terlihat sedikit kotor. Kala sudah pulang lebih dahulu, padahal tadi Kala sudah berjanji akan menceritakan apapun tentang sekolah mereka ini. Kala mengingkari janjinya.
Kepalang sudah bilang pada sopirnya tak usah menjemput, yang Jana lakukan hanya menatap sekeliling, mungkin akan berjalan-jalan sebentar nanti sembari mencari taksi yang lewat untuknya pulang. Kesialan Jana bertambah ketika ponselnya itu mendadak mati total karna baterainya memang sudah bermasalah.
Jana diam, menimbang-nimbang perlukah ia ke mall sekarang juga untuk membeli ponsel baru?
Belum lama terlarut dalam pikirannya, Jana menoleh kekanan ketika mendengar suara sepatu mendekat, lalu mendongak melihat siapa orangnya. Mengetahui itu adalah Hanif, Jana segera bangkit.
"Kenapa disini, gak pulang?"
Jana terlihat berfikir sesaat, "Sopir gue gak bisa jemput."
Hanif melihat sekitar, "Gak bareng Kala?"
Mendengar pertanyaan Hanif itu, timbullah wajah cemberut Jana, "Sebenarnya gue tuh pulang bareng Kala, tapi gue ditinggal katanya ada urusan mendadak."
Hanif hanya bisa tersenyum melihat wajah lucu Jana yang terlihat kesal, "Pulang bareng gue aja." Tawarnya pada Jana, yang dibalas lelaki itu dengan mata yang membola.
"Tapi, rumah gue jauh."
Hanif mengedik acuh, "Ya gapapa, lagian gue bareng sopir kok, bukan gue yang nyetir sendiri."
Tidak, Jana merasa tidak enak kalau sampai merepotkan Hanif mengantarnya pulang, lelaki itu ketua OSIS yang pintar, tidak mungkin kesehariannya hanya menggabut di rumah, pastilah ia memiliki les atau semacamnya. Namun, Jana juga tidak enak kalau sampai menolak tawarannya, jadilah dengan cepat Jana memutar otak agar bisa menerima tawaran Hanif, tanpa merepotkan lelaki itu. "Atau, lo anterin gue ke mall aja deh, nanti pulangnya bisalah gue pikirin lagi."
Hanif memberikan tatapan bingung, "Ke mall?"
"Hp gue emang agak bermasalah sama baterainya, rencananya mau beli baru." Jawab Jana sekenanya.
"Oke kalau gitu." Hanif segera menarik tangan Jana untuk diajak ke mobil yang tak begitu jauh dari keduanya.
Jana sedikit bingung, seharusnya Hanif tidak perlu melakukan ini, Jana bisa berjalan sendiri tanpa dituntun, tapi entahlah susah dijelaskan, Jana rasa ada yang aneh dengan dirinya ketika tangan Hanif dengan santai menggenggam nyaman tangannya.
—
"Menurut lo, warna ijo atau silver?" Jana bertanya pada Hanif yang juga terlihat bingung disebelahnya.
Hanif akhirnya mengikuti Jana mencari ponsel baru, katanya hari ini sedang tidak ada kegiatan lain dan senggang, makanya ingin berjalan-jalan sebentar sekalian menemani Jana yang katanya takut hilang kalau hanya sendirian.
"Gue pribadi, prefer silver sih." Jawabnya, "Tapi balik lagi, kan lo yang pake."
Menimbang-nimbang antara warna hijau dan silver, pilihan Jana akhirnya jatuh pada silver. "Silver aja." Katanya, yang langsung disambut senyuman oleh pelayan toko.
Sembari menunggu hp baru Jana, keduanya melihat case-case lucu yang ada dietalase kaca. Jana suka sekali barang-barang lucu, tapi ia juga orang yang ceroboh dan mudah sekali merusak barang, makanya lebih memilih sesuatu yang simpel saja.
"Sebagai tanda terima kasih gue, ayo pilih case yang lo mau." Jana masih melihat-lihat yang cocok untuk handphone barunya.
Hanif terlihat bingung, "Coba lo yang pilihin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Different
FanfictionHajeongwoo area. Sekolah baru dan kehidupan baru bagi Jana. (130522) - (200922) highest rank : #1 haruwoo 06/10/22 #1 bxb 12/01/23 #1 lokal 04/11/23 #2 treasure 12/01/23 #2 haruwoo 18/05/23 #2 rujeongwoo 07/06/23 #3 treasure 14/01/23 #3 haruwoo 17/0...