HIDDEN THINGS

1.2K 72 2
                                    

•°★

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°★

Brianna sungguh bingung. Ia yakin sekali ia sudah mengikuti arah pulang sesuai yang dia ingat, tapi begitu berjalan dia memang merasa jalannya agak lebih jauh dari sebelumnya. Dan sampailah dia di danau yang sepi ini.

Ponselnya kembali ia simpan ke dalam tas. Setelah sambungan terputus begitu saja tadi, entah mengapa ia merasa sedikit sedih. Jo yang akan ke sini? Apa ia salah dengar? Mengapa tidak Zionathan sendiri saja yang menghampirinya?

Dari dulu, jika terjadi sesuatu pada Brianna, Zionathan akan menjadi orang pertama yang menghampirinya dengan rasa khawatir juga paniknya itu. Mengapa kini dia bersikap bukan seperti Zionathan yang dulu? Sungguh, ia lebih sedih memikirkan itu daripada keadaan tersesatnya ini.

Tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba saja ada suara yang berhasil menyadarkannya. Ia menoleh ke asal suara itu.

"Woi!"

Alisnya menyatu melihat beberapa laki-laki datang menghampirinya. Brianna tidak takut sama sekali meskipun tampang laki-laki ini seperti anak berandalan. Dari cara berpakaiannya yang tidak rapi, Brianna sudah bisa menebak.

"Manggil gue, Kak?" tanya Brianna menunjuk dirinya sendiri.

Salah satu laki-laki dengan jeans hitam robek-robek serta atasan kaos putih itu mendekat, berdiri tepat di depan Brianna. Jarak yang cukup dekat itu masih membuat Brianna diam di tempat, tidak bergeming. Laki-Laki dengan bandana hitam di lengannya itu menatap rendah Brianna yang hanya mencapai dagunya. Brianna tahu laki-laki ini berusaha mengintimidasinya, tapi Brianna sama sekali tidak terpengaruh. Ia tidak akan membiarkan laki-laki itu merasa dia berhasil mengintimidasinya.

"Tengil banget," batin Brianna berucap.

Laki-Laki itu menyingkirkan rambut kepang Brianna yang semula ia sampirkan di bahu kanannya. Tindakan itu membuat leher jenjang Brianna kini terlihat jelas karena atasan yang gadis itu pakai juga memang cukup terbuka di bagian dada atas.

"Rasanya gue belum pernah ngeliat lo di kampus ini. Maba?"

Brianna menyentak tangan laki-lakin itu saat dia hendak menyentuh pipinya. Kerutan di dahinya semakin dalam. "Jangan kurang ajar," ucap Brianna tegas, tidak merasa perlu untuk menjawab pertanyaan laki-laki aneh di depannya.

Laki-Laki itu memasang wajah terkesima atas apa yang dikatakan Brianna, kemudian dia menoleh ke arah belakang, di mana teman-temannya berada. Detik selanjutnya, gelak tawa terdengar di telinga Brianna.

Mereka menertawakan dirinya? Mereka pikir ini lucu?

"Bukannya lo yang kurang ajar? Kakak tingkat lo nanya dan lo gak mau jawab?" balasnya dengan senyuman miring yang ia tunjukkan.

Brianna berdecih pelan. "Gue gak akan kurang ajar kalau lo gak mulai duluan. Lo gak sopan."

"Wooo!!" sorak dari teman-temannya membuat laki-laki di depannya terkekeh sinis. Pertama kali ada seorang perempuan yang seberani ini padanya. Biasanya mereka semua tunduk padanya.

Back To You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang