"Lo jangan pernah lakuin hal yang bisa ngerugiin diri Lo sendiri, ayo janji!"
"Hahh, Bullshit. Kata-kata Lo itu Bullshit tau nggak? Buktinya Lo lakuin hal itu juga kan pada akhirnya. Bukan cuma ngerugiin diri Lo sendiri malah tapi juga ngerugiin semua orang. Lo ninggalin semua orang, kasih mereka rasa sakit yang nggak akan pernah hilang seumur hidup."
Sepulang mengantarkan Kania ke rumahnya, Harvey langsung pulang dan mengunci dirinya di kamar. Yang ia lakukan hanya duduk termenung dan bersandar di ranjangnya sambil menatap sebuah figura kecil di tangannya sejak tadi sore dan sekarang sudah hampir tengah malam.
"Kalian sama aja." Harvey meletakkan figura itu sedikir kasar kembali ke nakasnya kemudian beranjak dari duduknya. Ia ingin membuang semua masalahnya hari ini. Masalah hari ini membuatnya sangat penat ia ingin melupakan berbagai masalahnya sejenak sebelum menjalani hari yang mungkin lebih buruk lagi dari hari ini.
Setelah berganti pakaian Harvey meraih kunci motornya dan berjalan menuju pintu utama. Dia ingin pergi kemanapun saat ini yang membuat pikirannya tenang walau hanya sesaat. Ia menyalakan motornya dan melaju membelah jalanan malam hari yang masih sangat ramai.
Ia sudah berkeliling sekitar satu jam tapi belum menemukan satupun tempat yang cocok. Tiba-tiba otaknya memikirkan sesuatu yang menarik untuk dilakukan. Akhirnya ia berhenti dipinggir jalan dan menghubungi salah satu temannya. Ini akan sangat menarik pikirnya.
"Hallo? Kenapa, Ngga?"
"Lo di mana sekarang?"
•••
"Kak Rayyan?"
"Hmm?"
"Kakak yakin, nggak papa? Kakak kaya lagi ada banyak masalah gitu."
"Engga, kakak nggak kenapa-napa kok. Udah malem kamu masuk kamar sana!"
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE : I'm Sorry
FanfictionFIKSI 100% "Gimana cara gue bisa bahagia kalo Lo nggak ada disamping gue Kak?" (Harvey Dewangga) "Lo harus janji Lo nggak akan pernah lakuin hal yang bisa ngerugiin diri Lo sendiri, ayo janji!" (Rachel Tan) "Udah suka sama gue belum?" (Mikayla) - - ...