FIKSI 100%
"Gimana cara gue bisa bahagia kalo Lo nggak ada disamping gue Kak?"
(Harvey Dewangga)
"Lo harus janji Lo nggak akan pernah lakuin hal yang bisa ngerugiin diri Lo sendiri, ayo janji!"
(Rachel Tan)
"Udah suka sama gue belum?"
(Mikayla)
-
-
...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ARGHH sial...kenapa data kita bisa bocor kaya gini? HAH?"
"Maaf Pak kita sudah berusaha mencari tau dalang dibalik ini semua."
"Saya nggak mau tau kalian usut semua ini sampe kita dapat pelakunya."
"Baik, Pak."
Rayyan menderkan tubuh pada kursinya. Kepalanya serasa ingin pecah saat ini juga, akhir-akhir ini dia benar-benar tidak tenang mulai dari masalah perusahaan yang datang bertubi-tubi juga masalah ingatannya yang belum juga pulih.
Rayyan mengangkat ponselnya yang berdering. Tertera nama adiknya di sana. Ia yakin pasti adiknya tengah khawatir dengan dirinya saat ini.
"Hallo"
"Hallo, Kak. Kata bibi tadi kakak ke kantor sambil marah-marah. Are you okay?"
"Kakak nggak kenapa napa kok, cuma ada masalah sedikit di perusahaan."
"Beneran? Tiba-tiba perasaan aku nggak enak aja sama Kakak. Sama aku mau tanya sesuatu..."
"Mau tanya apa, hmm?"
"Aku liat kakak masuk ke wilayah rumah sakit tempat kakak dirawat dulu kemarin. Kakak sakit ya? Apa pikiran kakak lagi terganggu? Cerita sama Kania dong, Kak. Jangan cuma diem aja."
Benar saja adik perempuannya sangat mengkhawatirkannya. Ia terlalu banyak berbohong pada adiknya tapi itu semua semata-mata agar adiknya tidak cemas pada keadaannya. Adiknya itu sudah terbebani dengan harapan sang Mama, ia tidak ingin adiknya semakin terbebani dengan masalah ini juga.
"Kakak cuma jenguk rekan kerja aja kok. Kamu nggak usah khawatir, kakak nggak kenapa-kenapa. Kamu udah makan?" Tanya Rayyan untuk mengalihkan topik.
"Belum sih."
"Makan dong, nggak usah takut sama Mama, kalo mama marahin kamu karena berat badan kamu naik bilang sama kakak, okay?"
"Okay."
"Yaudah kakak tutup ya telponnya."
"Iya, aku sayang banget sama kakak. Kakak jangan banyak pikiran ya. Kalo mau cerita, cerita aja sama Kania. Jangan di pendem sendiri. Gunanya Kania jadi adik kakak apa coba kalo kakak kaya gini."
"Hahaha...iya sayangnya kakak. Kakak matiin ya telponnya sekarang."
"Okay."
Tut
•••
"Makan yang banyak bayi-bayi mungilku, Duba kira-kira mau dikasih nama siapa ya ni bayi dua?"
"mmm, gimana kalo yang ada corak itemnya Justin, yang putih bersih Leonardo?"