Part 5 : He's Mine

613 91 8
                                    

⚠️Warning⚠️ : Kata-kata kasar bertebaran(Tidak untuk dicontoh)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning⚠️ :
Kata-kata kasar bertebaran
(Tidak untuk dicontoh)

•••

"Kania! Kamu makan kemarin, hah? Kenapa timbangan kamu jadi naik begini?" Ucap seorang wanita paruh baya yang sedang terlihat sangat marah pada gadis di depannya.

"A-aku makan menu biasa kok, Ma." Gadis itu sangat ketakutan saat ini.

"Kalau kamu makan menu biasa, nggak mungkin timbangan kamu bisa naik kaya gini! Kamu jujur sama Mama, apa yang kamu makan kemarin?"

"Kan menu nya di kantin beda sama punya Mama, mungkin itu yang bikin berat badan aku naik, Ma." Wanita itu sedikit bisa menerima alasan dari gadis itu.

"Kalau gitu mulai sekarang kamu bawa bekal dari rumah sendiri, dan karena berat badan kamu yang naik kamu harus olah raga ekstra hari ini. Kamu berangkat ke sekolah tanpa mobil dan lari sampai ke sekolah. Mama rasa itu cukup untuk membakar kalori di tubuh kamu." Gadis itu terbelalak mendengar ucapan sang Mama. Jarak sekolah dari rumahnya tidak lah dekat, bahkan butuh waktu 30 menit saat memakai mobil.

"Ma, tapi sekolahkan jauh dari rumah."

"Mama nggak mau tau, itu konsekuensi karena berat badan kamu naik."

Dengan berat hati gadis itu melakukan perintah sang Mama. Ia adalah seorang ballerina dan mamanya selalu menuntutnya untuk perfect dalam hal apapun. Ia dituntut untuk memiliki bentuk tubuh sesuai keinginan mamanya. Ia tidak boleh begini tidak boleh begitu, hidupnya penuh dengan aturan. Terkadang ia iri dengan orang-orang yang bebas melakukan apapun diluar sana.

Baru sampai depan rumah ia dikejutkan dengan kehadiran seorang pemuda di depan rumahnya. Ia segera menutup pintu rumahnya kembali takut apabila mamanya melihat siapa yang datang pagi ini.

"Lo ngapain ada didepan rumah gue?"

"Kenapa emangnya? Salah jemput pacar sendiri?"

"Lo tuh mikir dong, kalo sampe nyokab liat Lo gimana?"

"Ya nggak papa dong, kan sekalian biar bisa kenalan sama camer."

"Sakit ya Lo, terus kalo nyokab gue tanya macem-macem gimana? Kita baru kenal 1 hari dan Lo dengan seenaknya jadiin gue cewek Lo."

"Bilang aja kalo gue love at the first sight, gampang kan?" Jawab Harvey dengan ringannya.

"Sinting Lo!"

Tanpa menunggu waktu lama Harvey menarik Kania menuju motornya yang terparkir didepan rumah gadis itu.

"Tunggu dulu. Gue nggak bisa berangkat bareng Lo."

"Kenapa?"

"Ya-ya pokoknya nggak bisa."

"Ya kenapa nggak bisa? Gue nggak liat kendaraan apapun disini. Lo mau berangkat pake apaan? Jalan kaki?"

REVENGE : I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang