Bab 23 : Rencana Hugo

161 22 0
                                    

100% Fiksi

***

"Kak, Lo masih marah ya?" Tidak ada jawaban dari pemuda itu.

"Kak, beneran masih marah ya?" Masih tidak ada jawaban.

"Kak, masa Lo mau ninggalin gue dalam kondisi marahan gini sih?" Pemuda itu menghembuskan napasnya kasar. Melihat gadis itu kini menduduki kopernya.

"Mika, bisa minggir nggak?" Gadis itu menggeleng.

"Gue nggak akan minggir sebelum kita kelarin masalah kita."

"Oke, gue nggak marah lagi tapi bisa gue pegang janji Lo? Jangan deketin cowok brengsek itu selama gue nggak ada di sini!" Bagaimana ini, pilihan ini cukup berat untuk Mika. Di satu sisi ia sudah berjanji tidak akan menjauhi Harvey lagi di sisi lain ia diminta untuk menjauhi pemuda itu.

"Kak, nggak bisa yang lain? Harvey kan sahabat gue, nggak mungkin gue jauhin dia, Kak."

"Yaudah, terserah Lo." Dengan kekuatan pemuda itu Mika berhasil tersingkir dari koper itu. Gadis itu sedikit terjengkang karena tarikan paksa koper yang sedang ia duduki.

Kakaknya masih marah padanya.

"Kak, please lah. Harvey nggak seburuk itu kok! Mau ketemu sama orangnya? Gue bisa temuin kalian berdua supaya Lo tau dia nggak seburuk itu."

"Sayangnya gue nggak minat ketemu cowok brengsek itu. Kenapa sih Lo selalu bela cowok itu? Seberharga apa dia di mata Lo?"

"Seberapa berharga dia dihidup gue itu nggak bisa gue definisiin kak. Banyak hal yang dia lakuin buat gue. Dari pada rasa sakit yang dia kasih dia lebih banyak kasih gue kebahagiaan. Tolong jangan gini, kak."

"Gue takut dia nyakitin Lo lagi, Ka. Kenapa Lo nggak mau ngerti? Gue nggak mau Lo sakit, gue bakal jadi kakak terburuk di dunia kalo gue nggak bisa jauhin Lo dari sumber sakit Lo, Ka!"

"Kak, gue mohon. Jangan lakuin ini." Mika mengatupkan tanggannya dengan mata yang berkaca-kaca. Yohan enggan menatap gadis itu agar pertahannya tidak runtuh mengahadapi gadis itu.

"Kak..." Yohan rasanya muak mendengar pembelaan gadis ini tentang Harvey.

"Terserahlah, Ka. Kalau Lo disakitin dia lagi, jangan harap gue bakal ada di samping Lo!" Pemuda itu menyeret kopernya menuju mobil.

Dan tinggalah Mika sendiri dirumah ini. Yohan benar-benar mengingatkannya dengan perasaan yang marah bercampur kecewa.

***

"Gimana? Semua udah beres?"

"Udah bang."

"Oke, gue tunggu hasilnya."

Hugo menatap kepergian anak buahnya. Sebentar lagi apa yang harus menjadi miliknya akan menjadi miliknya.

Dia tidak akan membawa Mika ke sini, melainkan membuat pemuda itu menyerahkan Mika sendiri di hadapannya. Membayangkan gadis itu akan menjadi miliknya membuatnya tersenyum.

"Eh cupu! Lo gimana sih! Masa digituin diem aja!" Seorang gadis berseragam putih biru khas anak SMP itu terlihat memarahi seorang pemuda SMA bertampilan culun di depannya.

"Gue takut mereka makin gangguin gue."

"Heh, upil babi. Kalo Lo gini terus ya mereka makin seenaknya lah! Lain kali Lo harus lawan mereka. Lo bisa lebih kuat dari sekarang kalo Lo mau nyoba!"

"Tapi..."

"Nggak usah kebanyakan tapi, sampe gue liat Lo disini dibully lagi gue nggak mau ya nolongin Lo!"

REVENGE : I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang