***
"Harvey, Lo kenapa?" Tanya gadis itu sembari melepaskan pelukan Harvey.
"Nothing. I'm Okay. Lo sendiri, ngapain hujan-hujanan di sini?"
"Lagi pengen aja."
"Nanti Lo bisa sakit."
"Emang apa peduli Lo kalo gue sakit."
Toyoran melayang ke kening gadis itu.
"Kok Lo noyor gue sih?" Protes gadis itu.
"Meskipun gitu, gue masih temen Lo kan. Salah temen peduli?"
"Temen ya? Kenapa nggak bisa lebih?" Mika mengucapkan hal itu dengan maksud bercanda. Tak ada maksud lain karena tekatnya yang besar untuk menghilangkan perasaannya pada Harvey.
"Udah pernah kan?" Mika mendengus mendengar jawaban pemuda itu.
Mereka berdua terdiam di tempat duduk itu. Hujan sudah mereda, kini hawa dingin mulai terasa menusuk dikulit Mika. Gadis itu hanya memakai kaos dan celana pendek yang membalut tubuhnya.
Pasti saat ini Yohan sedang mencari gadis itu. Saat pergi meninggalkan rumah, Mika hanya izin untuk membeli snack untuk Romeo. Tapi itu hanya alasan belaka, karena ia ingin mencari tempat untuknya menyendiri.
Tidak mungkin gadis itu menyendiri di kamarnya karena Yohan sedang di rumah. Pemuda itu akan khawatir berlebihan dan Mika takut pemuda itu akan mengurungkan niatnya untuk kembali pulang ke rumah.
"Lo belum cerita soal keluarga Lo yang baru gue tau."
Mika menoleh ke arah Harvey. Ia tidak menyangka Harvey menanyakan hal itu. Ia pikir pemuda itu tidak akan peduli lagi dengannya. Entah dirinya yang terlalu berlebihan atau memang apa yang ia rasakan benar, Harvey masih peduli dengannya.
"Oh itu."
"Kenapa Lo nggak pernah cerita soal keluarga Lo?"
"Karena terlalu menyakitkan buat diceritain."
"Tapi kata nenek Lo cuma punya dia. Kenapa nenek nyembunyiin hal itu dari gue sama keluarga gue?"
"Gue nggak tau kenapa nenek ngonong kaya gitu sama Lo. Jadi kalo Lo tanya kenapa gue nggak bisa jawab soal itu."
"Kenapa nggak Lo yang cerita?"
"Gue nggak tau harus mulai dari mana. Hubungan gue nggak terlalu baik sama keluarga gue yang lain, Harvey." Mika menunduk dan menumpukan kepalanya pada kedua tangganya.
"Mau ikut gue?"
"Kemana?"
"Ke rumah gue."
"Atas dasar apa Lo ngajak gue pergi?"
"Gue kangen sama Lo."
Mika mematung mendengar ucapan Harvey. Ia memiringkan kepalanya lalu menyentuh dahi pemuda itu, siapa tau pemuda itu sedang terserang demam.
"Beneran?" Mika memandang lurus ke arah mata pemuda itu. Keheningan tercipta sesaat.
"Ya nggak lah! Mama yang kangen sama Lo."
"Yaah, kapan-kapan deh gue ketemu Tante. Gue lagi dekil banget sekarang, belum dandan, belum catok rambut. Lain kali aja deh." Harvey memperhatikan penampilan gadis itu dari atas sampai bawah.
"Mama bahkan sering liat Lo ingusan. Ngapain malu? Kaya ketemu sama siapa aja."
"Iya sih, gara-gara dulu gue sering main sama Lo yang suka ingusan, masa kecil gue jadi sering ingusan juga deh."
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE : I'm Sorry
FanficFIKSI 100% "Gimana cara gue bisa bahagia kalo Lo nggak ada disamping gue Kak?" (Harvey Dewangga) "Lo harus janji Lo nggak akan pernah lakuin hal yang bisa ngerugiin diri Lo sendiri, ayo janji!" (Rachel Tan) "Udah suka sama gue belum?" (Mikayla) - - ...