Part 7 : Remember?

586 88 23
                                    

⚠️Warning⚠️Kata-kata kasar bertebaran(Tidak untuk dicontoh)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️Warning⚠️
Kata-kata kasar bertebaran
(Tidak untuk dicontoh)

•••

Seorang pemuda yang duduk di sofa itu terlihat sangat menyedihkan. Pakaiannya masih berupa setelan kantor kini sudah tak berbentuk sama sekali, penampilannya sangat kacau. Ia merasa sangat hancur setelah mendengar fakta besar yang telah disembunyikan darinya selama satu tahun. Meskipun ia tidak mengingat satupun memori tentang gadis yang ia cintai, tetapi hatinya mengatakan semuanya saat ia menatap lembaran foto gadis itu.

"Rachel udah tenang di alamnya yang baru, Ray."

"Maksutnya? Gar gue minta Lo nggak usah berbelit-belit. Rachel di mana sekarang?"

"R-rachel, dia udah meninggal——bunuh diri."

Kalimat terakhir yang membuat raganya seakan mati ditempat. Rachelnya telah meninggal dunia. Gadisnya telah meninggalkannya untuk selamanya. Bahkan ia tidak mengetahui apapun selama ini. Ia hidup tenang dengan memorinya yang baru tanpa sadar ada seseorang yang mungkin membutuhkannya kala itu.

Gadisnya melenyapkan nyawanya sendiri. Dan mungkin pada saat itu ia tengah tersenyum bahagia seperti orang bodoh yang tidak tau apapun. Takdir macam apa yang disiapkan Tuhan untuknya. Kenapa Tuhan mengambil sesorang yang sangat ia cintai dan memorinya diwaktu yang bersamaan. Ia sangat membenci dirinya sendiri saat ini.

Pemuda itu berjalan dengan langkah yang berat menuju barang-barang kenangannya bersama gadis itu. Foto-foto ini membuat jantungnya berdebar-debar, sudah bisa ia pastikan jika ia sangat mencintai gadis ini. Matanya tertuju pada sebuah kamera dibagian dalam kardus. Ia mengambil kamera itu dan mencoba menyalakannya.

Saat ia mencoba menghidupkan kamera itu tidak ada tanda-tanda kamera itu berfungsi. Sepertinya kamera itu kehabisan baterai. Tanpa pikir panjang ia mengambil baterai cadangan dan memasangnya. Ia berharap kamera ini akan berfungsi kembali.

Sepertinya keberuntungan sedang berpihak padanya. Kamera itu kembali menyala dan masih dalam kondisi yang baik. Rayyan berjalan menuju sofanya kembali untuk memutar beberapa video yang terekam dikamera itu. Satu persatu videopun mulai ia putar.

"Baby, ayo ke sana aku pengen beli permen kapas itu."

"Not today, Honey. Kamu udah terlalu banyak makan manis hari ini. Liat tuh satu plastik isinya coklat semua. Nggak sehat ah, nanti sakit gigi, batuk baru tau."

"Tapi mau itu, bentuk anjingnya lucu kaya kamu."

"Hah, apa tadi kamu bilang? Anjingnya lucu kaya aku." Gadis itu berlari menghindari Rayyan yang sudah bersiap mengejarnya. Sepanjang larinya gadis itu tertawa dengan sangat riang membuat orang sekitar yang melihatnya ikut gembira.

"Heh mau kemana kamu, sini cepet."

"Enggak, muka kamu nyeremin kaya babi."

REVENGE : I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang