"Lo ngomong apa barusan?" Harvey yang baru sadar dari kondisi terakhirnya kini berusaha mencerna perkataan Justin yang menurutnya sulit untuk dimengerti. Bukan, bahkan ucapan Justin terdengar seperti omong kosong.
"Ngga..gue.."
"LO NGOMONG APA BARUSAN, TIN?!!"
"..."
"ITU SEMUA NGGAK MUNGKIN!"
"Tapi mobil itu ancur, Ngga! Itu mobil Hugo!" Justin berusaha setenang mungkin saat ini. Menahan dirinya yang juga hancur melihat Harvey seperti ini.
"BUKAN BERARTI ITU MOBIL HUGO JADI MIKA ADA DI SANA, TIN!"
"TAPI MEREKA NEMUIN MAYAT CEWEK, NGGA!"
"GUE YAKIN ITU BUKAN MIKA! MIKA NGGAK MUNGKIN NINGGALIN GUE TIN!" Harvey meremat rambutnya yang mulai panjang. Kepalanya berdenyut dengan jantung yang berdebar hebat.
Harvey menyandarkan tubuhnya di tembok. Kakinya melemas tak berdaya setelah mendengar kabar mengejutkan ini.
"Tin...itu bukan Mika...gue yakin itu bukan Mika." Justin tidak tega melihat Harvey seperti ini. Namun ia harus tetap pada rencana mereka.
"TIN, BILANG SAMA GUE ITU BUKAN MIKA!"
"Gue nggak tau, Ngga! Tapi..."
"Tapi apa?"
"Mereka nemuin liontin ini di mayat itu. Lo pasti tau kan...liontin ini?" Justin menyerahkan liontin itu pada Harvey.
Harvey tertawa dengan nada yang pilu. Harvey mengambil liontin itu. Merogoh kalung yang berada dilehernya dan tertawa sumbang.
"Kalung ini banyak yang punya, Tin." Harvey memandang kalung itu dengan pandangan mata yang kosong.
Banyak? Jelas jelas itu adalah liontin custom milik Mika yang gadis itu berikan dikotak ulang tahunnya. Harvey bangkit dan berjalan keluar dengan sisa kekuatannya.
"Ngga? Lo mau kemana?"
"Jemput Mika. Mika pasti nungguin gue."
"Ngga, tapi..."
Bugh. Jovan terpental jauh oleh bogeman itu.
"Lo mau gue percaya omongan sampah Lo?"
"..."
"Tin, Lo tau... Mika nggak akan pernah ninggalin gue." Harvey tersenyum miring.
"Ngga, tolong jangan gini..." Justin mulai khawatir pada sahabatnya ini. Harvey seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.
"Kenapa?"
"MIKA UDAH PERGI, NGGA!!!" Harvey kembali tertawa dengan keras.
"Dia udah janji sama Kak Rachel nggak akan pernah ninggalin gue, Tin." Harvey nampak seperti orang yang kehilangan akal sehatnya saat ini.
"Tapi ini takdir, Ngga!"
"Takdir siapa? Takdir gue?" Harvey tertawa sumbang. Air mata mulai luruh dari netra gelap itu.
"Ngga, gue mohon tenangin diri Lo. Lo butuh istirahat sekarang."
"Lo mau gue istirahat saat Mika lagi nungguin gue buat jemput dia?" Harvey menuju ke motornya yang terparkir. Harvey mengendarai motor secepat kilat tanpa melihat bahan bakarnya yang hampir habis.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE : I'm Sorry
Hayran KurguFIKSI 100% "Gimana cara gue bisa bahagia kalo Lo nggak ada disamping gue Kak?" (Harvey Dewangga) "Lo harus janji Lo nggak akan pernah lakuin hal yang bisa ngerugiin diri Lo sendiri, ayo janji!" (Rachel Tan) "Udah suka sama gue belum?" (Mikayla) - - ...