Note : Bisa sambil dengerin lagu yang galau ya guys, buat mendukung suasananya...
Me : Only Love Can Hurt like this🎶
***
Disinilah Harvey sekarang, di pinggir sebuah danau kecil di belakang sekolahnya. Ia mendudukkan diri di bawah sebuah pohon menatap sesuatu di tangannya.
Sebuah liontin yang ia ambil dari kotak yang Mika buang saat itu.
"Terlalu banyak rahasia Lo yang Gue nggak tau, Ka."
Angin berhembus tidak terlalu kencang, namun justru dapat membuat kedua mata pemuda itu terpejam. Tubuhnya terasa sangat lelah. Pikirannya kacau, ia baru menyadari kalau ia salah dalam melangkah.
Ada sesuatu yang Hugo sembunyikan darinya. Pemuda itu mengincar Mika saat ini, tapi dia merasa Hugo mengincar Mika bukan karena dirinya, melainkan Hugo memang tertarik dengan Mika sejak lama. Ada sesuatu yang aneh dengan Hugo.
Pikirannya buyar ketika sebuah telpon masuk dari Kania. Dengan berat hati ia mengangkat telpon itu.
"Hallo?"
"Harvey...?"
Harvey dapat mendengar nada lirih itu di seberang sana. Ia memfokuskan pendengarannya sekarang.
"Kenapa, hmm? Kamu kenapa nangis?"
"Papa, Harvey. Papa aku udah nggak ada..." Harvey membuka matanya, kabar menyenangkan tiba-tiba apa ini. Senyuman miring terbit disudut bibirnya.
"Aku ke sana sekarang." Tak lama Harvey mematikan telpon itu.
"Kak, liat! Mereka sekarang ngerasain apa yang aku rasain." Ucap Harvey dengan kepalan kuat ditangannya. Harvey beranjak dengan langkah tegasnya. Dengan senyuman yang tidak luntur dari wajah tampannya.
'Kak Rachel, satu persatu dari mereka akan ngerasain apa yang pantas mereka dapetin.'
'Aku tau kakak nggak akan suka apa yang aku lakuin, tapi mereka harus mendapat hukuman cepat ataupun lambat.'
Harvey memang tidak menyerang mereka secara langsung, namun secara perlahan dengan menyerang apa yang selama ini mereka bangga-banggakan. Meskipun ia bertindak dengan meminta tolong kepada orang selicik Hugo. Ia tetap puas dengan hasilnya.
Ia tinggal menunggu apa lagi yang akan melanda mereka. Ia membayar mahal dan beresiko untuk ini.
'lihat pembalasan dari anak pemilik toko seni ini'
Harvey mengendarai motornya dengan perasaan yang membuncah dihatinya menerima kabar kematian itu. Dia tak punya perasaan? Memang. Hatinya mati rasa setelah seseorang yang berharga baginya pergi.
Rintik hujan mulai membasahi bumi. Biasanya seseorang menyembunyikan tangisnya dibawah guyuran hujan yang deras. Membiarkan setiap rintik hujan itu membawa setiap tetes perih dihatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE : I'm Sorry
FanfictionFIKSI 100% "Gimana cara gue bisa bahagia kalo Lo nggak ada disamping gue Kak?" (Harvey Dewangga) "Lo harus janji Lo nggak akan pernah lakuin hal yang bisa ngerugiin diri Lo sendiri, ayo janji!" (Rachel Tan) "Udah suka sama gue belum?" (Mikayla) - - ...