5 bulan kemudian...
derap langkah dari kedua orang yang tengah berjalan mengisi sepinya koridor rumah sakit meskipun siang hari. bisikan-bisikan atas kekaguman pun terdengar dari beberapa staff rumah sakit ketika melihat pria tinggi berparas nyaris sempurna berjalan bersama direktur utama rumah sakit ini.
mereka berdua sampai di depan ruangan yang masih tertutup rapat dan ada satu perawat yang berdiri di samping tengah menunggu kehadiran mereka berdua.
"selamat siang suster aster, saya datang bersama dokter baru yang akan ditugaskan disini mulai hari ini. dokter lee, kenalkan ini suster aster, yang akan mendampingi masa 'bakti' anda di rumah sakit jwa ini." ujar direktur park.
"suster aster, senang bertemu dengan anda, dokter lee."
"lee heeseung, senang bertemu dengan anda juga, suster. mohon bantuannya."
keduanya saling berjabat tangan dan melempar senyum ramah. berharap mereka dapat bekerja sama dengan baik. setelah direktur park berpamitan karena akan pergi ke rumah sakit lain, kini tinggal suter aster dan heeseung yang masih berdiri di depan ruangan.
suster aster langsung membuka kunci pintu ruangan tersebut yang akan menjadi tempat kerja milik heeseung. di dalam sana sudah tertata sangat rapih, bersih, bahkan papan nama akrilik dirinya di meja sudah terpampang dengan jelas.
"ini ruang kerja anda ya dok, kalau ruang kerja saya dan perawat lainnya ada di sebelah. maaf ya dok kecil banget ruangannya, pasti beda jauh ya sama ruangan punya dokter sebelumnya?" suster aster bersuara.
"engga masalah kok, yang penting rapih dan nyaman udah lebih dari cukup bagi saya." heeseung mengedarkan pandangannya ke ruang kerja barunya dengan kagum.
"...lagi pula ini kali pertamanya saya dapat ruang kerja sendirian kok. Sebelumnya saya cuman di klinik kecil biasa." lanjut heeseung.
"baik dok. untuk semua data pasien sudah saya letakan di meja di map kuning itu, dokter bisa baca-baca dulu, karena jam dua nanti dokter mulai keliling sama saya untuk psikoterapi."
"oke jam dua ya, terima kasih banyak suster aster."
suster aster mengangguk sopan dan keluar dari ruangan heeseung. Kini, heeseung duduk di kursi kerjanya dan menghela nafas lega. pertama, ia merasa lega karena disambut dengan baik oleh semua staff di rumah sakit terpencil ini. kedua, heeseung juga senang dan merasa bisa bekerja dengan baik bersama suster aster.
suster aster memang lebih tua dari heeseung namun ia sangat berlaku sopan dan cekatan. heeseung memandangin nama yang terukir di papan nama akrilik di depannya. memorinya saat berusaha mati-matian agar mendapat gelar dokter itu terlintas di benaknya.
sejenak matanya di pejamkan, mengenang betapa beratnya perjuangannya hingga bisa sampai di titik ini. banyak merelakan dan mengesampingkan lain hal demi menggapai mimpinya sebagai dokter.
tok.. tok..
ketukan pelan dari pintu membangunkan heeseung. terdengar suara suster aster memanggilnya dari luar. heeseung melihat kearah jam tangan dan ternyata jam sudah menunjukan pukul dua tepat. ternyata dirinya sempat terlelap sekitar 20 menit.
"silahkan masuk, suster aster."
pintu dibuka dan terlihat suster aster sudah siap untuk bertugas pertama kalinya dengan heeseung. suster aster izin masuk ke dalam ruangan dan membawa map kuning yang berisi data pasien, suster aster juga membawa satu buku catatan dan pena untuk heeseung.
"sudah siap dok untuk kerja hari pertamanya?" tanya suster aster sambil tersenyum.
"oke, siap.." heeseung menarik nafas panjang dan rasa grogi mulai menguasai dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love, asylum ; lee heeseung
Romance[END] hanya kisah cinta seorang dokter spesialis jiwa dengan pasien favoritnya.