7

4.1K 696 64
                                    

mata heeseung masih belum lepas menatap layar komputernya. jemarinya kembali mengetik dan berkali-kali helaan nafas pasrahnya dibuang dengan frustasi. heeseung menyandarkan tubuhnya dan memejamkan matanya sebentar, melepas penat dan frustasi. 

sudah hampir satu jam lebih heeseung menghabiskan waktu di depan komputer hanya untuk mencari siapa itu "jay", nama pria yang disebut charlotte saat dirinya setengah sadar. memang tidak ada clue apapun lagi dan mustahil menemukan "jay" yang dimaksud dari sekian juta orang di belahan dunia.

semenjak dirinya mendengar nama jay, tiba-tiba hatinya merasa tergerak untuk mencari tahu siapa jay bagi seorang charlotte. dan heeseung sudah menerka bahwa kemungkinan besar jay lah yang membuat charlotte bisa disini. pikirannya pecah ketika mendengar hpnya berbunyi. ada panggilan masuk dari seseorang dan membuat heeseung merasa malas tapi ia harus menerimanya.

"kenapa?"

"halo heeseung, apa kabar? kamu udah lama banget gapernah ngehubungin mamah, ga kangen?"

heeseung tidak menjawab.

"heeseung, weekend nanti libur ga? pulang dong ke rumah. mamah kangen sama kamu."

heeseung hanya mendecak dan enggan mengeluarkan sepatah kata.

"bawa pacar baru kamu ke rumah, mamah pengen kenalan."

heeseung yang daritadi hanya bersandar seketika menegakan tubuhnya dengan mata sedikit membelalak.

"pacar baru?" entah mengapa yang terlintas di benaknya adalah charlotte dan pertemuannya dengan jake malam itu.

"tuhkan, kamu ga bilang sama mamah kalau punya pacar baru. masa jake duluan yang tau?"

heeseung memijat pelipisnya frustasi. dia tidak mengerti kenapa jake masih belum berubah dari dulu. bisa-bisanya mengatakan hal itu kepada mamahnya. heeseung tau persis bagaimana watak mamahnya dan ia belum ingin mamahnya mengetahui soal charlotte meskipun mereka memang tidak ada hubungan yang spesial.

"heeseung?"

"aku sibuk mah. udah dulu ya."

heeseung tidak minat sama sekali berbicara dengan mamahnya dan langsung memutus sambungan teleponnya. berkali-kali heeseung berdecak kesal. hubungan dirinya dengan mamahnya memang sangat tidak baik semenjak heeseung berpacaran dengan chloe. mamahnya menentang keras hanya karena chloe bukan berasal dari keluarga berada, dan chloe pun bisa sekolah kedokteran karena beasiswa.

mamahnya terlalu banyak drama. pikir heeseung.

suara pintu diketuk kemudian terbuka dan terlihat suster aster menyembulkan kepalanya dan melempar senyum kepada heeseung.

"dokter lee, udah siap?"

"o-oh iya udah jam dua ya, oke." heeseung sampai lupa kalau sekarang sudah jam 2 dan saatnya ia berkeliling dengan suster aster untuk sesi terapi.

"suster aster?" heeseung membuka percakapan saat berjalan.

"iya dokter?"

"jay itu siapa ya?"

suster aster terlihat sedikit terkejut ketika mendengar pertanyaan tersebut. heeseung mulai mengerutkan dahinya dan semakin penasaran.

"jay siapa ya dok? yang namanya jay pasti banyak banget."

"suster aster gausah nyembunyiin apa-apa dari saya.." heeseung mengernyitkan dahinya dan suster aster menjadi salah tingkah.

"k-kalau jay yang dimaksud dokter itu.. jay anak owner rumah sakit ini.. tapi saya juga punya tetangga namanya jay. hehe." jawab suter aster memecah suasana.

love, asylum ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang