hujan turun dengan deras sejak tadi pagi hingga sore, sehingga segala aktivitas para pasien sedikit terhambat. yang biasanya mereka melakukan senam pagi, atau menghabiskan waktu di taman rumah sakit untuk hari ini ditiadakan.
hari semakin membosankan bagi charlotte karena hari ini heeseung pun libur. dengar-dengar heeseung diliburkan hari ini karena mulai minggu besok, jadwalnya akan ganti menjadi shift malam. charlotte tidak mau merasa terlalu percaya diri, tapi dirinya merasa bahwa heeseung sengaja melakukannya.
kini charlotte hanya berbaring di dalam kamarnya, dengan tatapan kosong menatap ke jendela yang sudah dipenuhi dengan bulir air hujan. pikirannya melayang, mengingat suatu peristiwa dimana ia terbaring di pinggir trotoar dan hujan mengguyur dirinya. dan hal itu merupakan memori terakhir charlotte sampai akhirnya ia terbangun dalam keadaan kaki tangannya diikat dan berada di rumah sakit jiwa ini.
matanya semakin berat dan akhirnya ia terlelap.
entah berapa lama charlotte terlelap, tiba-tiba ia merasakan seseorang membekap mulutnya. charlotte bangun dan matanya terbelalak.
rasanya seperti mimpi buruk,
tapi sayang yang sekarang ia alami adalah kenyataan.
"ssst, diem ya. kalau teriak aku bisa patahin leher kamu dengan mudah..." jari telunjuk tertempel di depan bibirnya.
badan charlotte bergetar hebat karena ketakutan serta keringat dingin mulai bercucuran. sudah sekian lama akhirnya charlotte bertemu lagi dengan seseorang yang bahkan tidak ingin ia lihat lagi seumur hidupnya.
jay.
jay kini berada di depan matanya, membekap mulutnya, dan sorot matanya yang sendu namun penuh dengan amarah.
"sekarang kamu bangun ya.." pinta jay.
tubuh charlotte masih kaku dan tidak dapat bergerak sedikitpun karena kalah dengan rasa takutnya.
"kamu jangan bikin aku nyuruh dua kali, kamu manusia kan bukan hewan? sekarang bangun dan ikut aku ya."
tangan kanan jay masih digunakan untuk membekap mulut charlotte, dan tangan satunya untuk merengkuh tubuh charlotte, memaksanya bangun dan turun dari kasur.
charlotte tidak bisa melawan lagi seakan dirinya memang sudah kalah dan dibiarkan dikendalikan oleh jay. yang bisa charlotte lakukan hanyalah menahan tangisnya sampai membuat lehernya sangat sakit seakan tercekat.
jay dan charlotte menyusuri lorong rumah sakit dengan sangat perlahan. meskipun hujan masih turun dengan deras, jay tetap menembus hujan sambil membawa charlotte hingga mereka sampai di mobil yang terparkir di luar area rumah sakit.
keduanya sama-sama basah kuyup namun jay tidak memedulikan charlotte yang kini sudah sangat menggigil. jay mulai menyalakan mobil dan mengendarainya untuk meninggalkan area rumah sakit.
"kamu bisa diem ga? kedinginan aja berisik banget?" jay terganggu dengan gemertak gigi charlotte karena saking kedinginannya.
"diem!" satu pukulan dilayangkan tepat di kepala charlotte dan akhirnya ia terdiam dan berusaha mati-matian menahan giginya agar tidak menimbulkan berisik.
"disini aku juga kedinginan tapi berusaha aku tahan. kamu juga tahan dinginnya dong!" jay menahan suaranya.
mobil semakin jauh dari area rumah sakit. charlotte hanya menangis dalam diam, memikirkan bagaimana nasibnya setelah ini. apakah dia masih bisa hidup atau akan mati ditangan jay malam ini?
perjalanan yang mereka tempuh sangat jauh namun, kali ini charlotte merasa tidak asing dengan daerahnya. ternyata jay masih tinggal di apartement tua yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
love, asylum ; lee heeseung
Romance[END] hanya kisah cinta seorang dokter spesialis jiwa dengan pasien favoritnya.