23

3.2K 488 79
                                    

charlotte duduk memeluk lututnya sambil terus menangis. hatinya merasa sakit dan hancur. bagaimana pun charlotte merasa ia harus sadar diri karena tidak mungkin dirinya dengan heeseung dapat hidup bersama.

ditengah tangisannya, terdengar suara pintu diketuk. charlotte menarik nafasnya sejenak dan menghapus air matanya yang terus berjatuhan. sekilas ia menatap sejenak dirinya di depan cermin. mata yang sembap, dan wajahnya sudah sangat merah. 

charlotte segera menuju pintu dan membukanya perlahan. rautnya seketika berubah datar ketika melihat jay yang berada di depan pintu. raut jay menjadi khawatir ketika melihat keadaan charlotte sekarang.

"kamu kenapa?" tanya jay dan langsung menarik charlotte ke pelukannya.

charlotte tidak membalas pelukannya sama sekali dan hanya memecah tangisnya disana.

"k-kalau aku, ga akan bikin kamu nangis kayak gini lagi.." jay mengelus punggung charlotte.

"...ini gara-gara dokter itu kan?"

charlotte mendorong pelan jay agar dirinya terlepas dari pelukannya.

"kamu ngapain kesini?"

"aku mau jemput kamu."

"jemput?" charlotte mengernyitkan dahinya.

"kamu ga perlu tinggal lagi disini. sekarang ayo kita pulang ke rumah..."

charlotte menggelengkan kepalanya.

"jay... aku gamau..." lirihnya.

"charlotte, izinin aku tebus semua dosa-dosa aku, semua perbuatan jahatku dulu. tolong, kasih aku kesempatan. aku mau perbaikin hubungan kita..." jay meraih kedua tangan charlotte dan menggenggamnya dengan erat.

charlotte dapat melihat air muka jay yang terlihat sungguh-sungguh. sorot matanya pun terlihat sangat tulus ketika mengatakannya. sejujurnya, charlotte seperti melihat jay yang dulu.

saat mereka masih sekolah, saat jay masih baik dan polosnya.

"charlotte...?"

charlotte dan jay menoleh ke sumber suara dimana ada heeseung yang berdiri tidak jauh dari mereka. mata heeseung terlihat merah dan sembap seperti habis menangis, dan kini badannya terlihat sedikit bergetar.

jay yang melihat kehadiran heeseung langsung menatapnya dengan tajam. bahkan ia memunggungi charlotte, seakan menyuruh charlotte untuk bersembunyi di belakangnya.

"lo mau ngapain?" tanya jay.

"harusnya gue yang tanya, lo mau ngapain?" heeseung jalan mendekat.

"jangan ganggu dia!" 

jay menghalangi heeseung yang hendak menarik charlotte.

"lo yang harusnya jangan ganggu dia."

"...charlotte, ayo kita bicara." pinta heeseung.

"jangan mau char.. jangan mau..." jay berbisik.

heeseung menatap sebal kepada jay. rasanya ia sangat ingin memukul tepat di wajahnya, namun heeseung sadar ia tidak boleh bertindak yang kelewatan batas, atau bisa saja dirinya dalam masalah besar.

"mau apa lagi yang dibicarain dok..." lirih charlotte yang bahkan tidak berani menatap heeseung.

"tuh kan kamu gamau natap aku sama sekali, aku tau kamu ga sungguh-sungguh ngomongnya. ayo kita lurusin semuanya ya, oke?" 

"lo gatau nyokap lo gamau sama sekali ada charlotte di hidup lo?" 

perkataan jay membuat heeseung terkejut sedangkan charlotte hanya menunduk.

love, asylum ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang