malam hari
akhirnya heeseung bisa duduk setelah seharian tidak berhenti bergerak. heeseung mengambil satu cup kopi untuk menemani istirahatnya. heeseung merogoh saku untuk mengambil hpnya yang dari tadi subuh tidak dibuka sama sekali.
namun sayangnya tidak ada notifikasi apapun dari charlotte seperti yang heeseung harapkan. heeseung buka kembali roomchatnya untuk kesekian kalinya. ia sangat ingin menghubungi charlotte namun dirinya masih sangat ragu-ragu.
lebih tepatnya masih kecewa.
saat masih menatap roomchat, tiba-tiba dirinya dikejutkan oleh sharon yang duduk di sampingnya sambil mendecih kesal. melihat raut kesal dari sharon membuat heeseung sudah menebak pasti sharon mengalami hal kurang mengenakan dengan pasiennya.
"kenapa lagi sharon?" tanya heeseung sambil memasukan kembali hpnya ke dalam saku.
"gue di tampar kenceng banget sama pasien gue sendiri ya tuhan." ujar sharon sambil cemberut.
"mana liat? udah di kompres?" heeseung menatap sharon dengan lekat.
sharon yang melihat heeseung menatapnya seperti itu malah membuatnya sedikit salah tingkah.
"g-ga perlu di kompres kok. udah gapapa. cuman kaget aja soalnya sebelumnya gue tuh gapernah diserang pasien gue."
heeseung tak sengaja melihat pergelangan tangan sharon yang sangat merah dan juga ada luka bekas cakaran.
"lo di cakar juga?"
sharon sedikit gelagapan kemudian menyembunyikan pergelangan tangannya di saku jas snellinya.
"i-iya tadi waktu mandiin si adek."
"tunggu sini!"
heeseung langsung beranjak dari duduknya dan menuju ke pos dimana kotak P3K berada. setelah berhasil mendapatkan satu kotak P3K, heeseung kembali ke tempatnya dan mengeluarkan tangan sharon dari saku.
heeseung mulai membubuhi alkohol di luka bekas cakaran tersebut, kemudian sedikit menekan luka dengan kain bersih sebelum akhirnya menutup dengan perban. sharon gugup bukan main melihat tindakan heeseung seperti ini.
"bahaya tau, kan kita gatau kuku mereka kotor atau gimana dan lo sampe luka kayak gini. kenapa ga langsung di obatin sih?"
"tadi kotak P3K nya gatau di siapa, pokoknya di pos sampe kosong."
"ada luka lagi ga?"
"engga ada kok. makasih hee."
heeseung membereskan kotak P3K dan mengembalikannya ke pos. karena seluruh kegiatannya sudah selesai, heeseung pun memutuskan untuk kembali ke hotel bersama sharon.
namun, sebelum pergi ke kamar masing-masing mereka berdua memutuskan untuk makan malam terlebih dahulu di restoran yang berada di hotel. heeseung dan sharon bergabung dengan beberapa peserta pelatihan disana, termasuk ada sunghoon juga disana.
"heeseung!! sini duduk sebelah gue!" sunghoon melambaikan tangannya.
heeseung hanya mengangguk pelan dan lanjut menuju section main course untuk mengambil makanan diikuti sharon.
"si sunghoon pasti kabur-kaburan ya?" tanya sharon.
"hah? hahaha." heeseung tertawa garing.
"iya kan? gue udah tau si sunghoon gimana huh!" malah sharon yang menggerutu.
"yaah mungkin karena dia paling muda juga disini, jadi wajar aja masih gitu."
setelah mengambil makanan, heeseung dan sharon kembali ke meja dimana sunghoon berada. sunghoon sudah menyediakan kursi kosong disampingnya untuk heeseung, jadi mau tidak mau heeseung duduk di sebelah sunghoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
love, asylum ; lee heeseung
Romance[END] hanya kisah cinta seorang dokter spesialis jiwa dengan pasien favoritnya.