3

4.7K 705 196
                                    

"heeseung.. heeseung.. kamu masih sibuk?
...heeseung lepasin tali di leher aku.. gabisa nafas..
...HEESEUNG KENAPA KAMU GA MAU NOLONGIN AKU?! HEESEUNG TOLONG LEPAS TALINYA! AKU GABISA NAFAS!"

heeseung membuka matanya lebar-lebar dengan nafas yang berat. keringat dingin bercucuran membasahi sekujur tubuhnya. lagi-lagi mimpi buruk itu menghantuinya. segera heeseung bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur untuk meneguk air mineral. ia masih mengatur nafasnya kemudian matanya beralih menatap kalender yang tergantung di dinding.

"tanggal 12 ternyata, udah tepat 3 taun berlalu ya.." gumam heeseung.

tak ada yang spesial di hari liburnya. heeseung menghabiskan waktu dengan beristirahat di apartement, bermalas-malasan, dan membaca buku. kini hari sudah berganti dan saatnya ia berangkat lagi untuk bekerja. sebelum heeseung berangkat menuju rumah sakit, ia mengemudikan mobilnya sejenak ke arah selatan kota.

heeseung sampai di sebuah pemakaman dan langsung berjalan menuju salah satu makam yang dulu sangat rutin heeseung kunjungi.

Chloe Park

nama yang terpampang di batu nisan itu. dari membaca namanya saja, langsung terlintas sosok perempuan cantik yang sangat ia cintai itu. perempuan yang pernah dan selalu menemaninya, bahkan di saat heeseung sedang berada di titik terendahnya. namun sayang, heeseung ternyata tidak bisa ada untuk chloe disaat perempuan itu menemui titik terendahnya.

"chloe.. aku gatau harus nebus gimana lagi atas kesalahanku.. aku serindu itu juga sama kamu. tolong yang tenang disana, dan baik-baik kalau ngunjungin aku lewat mimpi.." heeseung memejamkan matanya penuh penyesalan.

andai heeseung bisa memprioritaskan chloe sama seperti ia memprioritaskan mimpinya, mungkin semua kejadian mengerikan yang hanya menyisakan duka tidak akan terjadi sama sekali. cukup lama heeseung merenung di pinggir makam, mengungkapkan dalam hati betapa ia sangat merindukan chloe dan juga terus memohon pengampunan, setidaknya rasa bersalahnya tidak terus menghantuinya.

"dah chloe.. aku kerja dulu ya... nanti aku mampir lagi.." pamit heeseung sebelum akhirnya meninggalkan pemakaman tersebut dan melanjutkan perjalanan menuju rumah sakit.

heeseung sampai di rumah sakit dan disambut dengan hangat oleh para perawat dan pasien yang kini tengah berkumpul di taman seperti biasa.

"dokter lee!!"

"yeji!"

yeji langsung memeluk heeseung seperti melepas rindu. tentu heeseung membalas pelukan badan mungil itu.

"dokter habis libur kemarin ya? sepi banget tau, yeji juga kangen!" ujar yeji sambil cemberut.

"wah, gitu yah? dokter juga kangen banget sama yeji!" heeseung mengelus rambut yeji dengan lembut.

"ayo kita baca dongeng lagi dok, hans udah nunggu disana!" yeji menarik narik lengan heeseung.

"iya yeji, tapi dokter ke ruang kerja bentar ya?"

yeji mengangguk mantap dan kembali ke kelompoknya. heeseung segera menuju ruang kerja sebentar dan kembali keluar untuk mencari charlotte. perempuan itu tidak terlihat di taman, apalagi di kamar. karena kebetulan jam makan siang, heeseung menerka charlotte ada di kafetaria.

setibanya di kafetaria, benar saja charlotte ada disana. duduk di paling ujung dengan menyandarkan kepalanya di kaca, makanan dan minumannya tertata rapih di atas meja dan tidak disentuh sama sekali. entah sudah berapa lama charlotte melamun disana.

"charlotte." heeseung duduk di seberang charlotte.

charlotte melirik heeseung dengan tatapan lesu dan kembali melamun menatap pemandangan di balik kaca.

love, asylum ; lee heeseungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang