Prolog

19K 1.4K 22
                                    

Kepingan Hati, adalah sebuah novel fiksi remaja yang menceritakan tentang masa putih abu-abu Violeta Akarin dan Rafael Angga Lakeswara. Dua sejoli yang mengawali kisah romansa mereka dari pertemuan singkat berujung ketertarikan.

Rafa yang saat itu meminjam buku di perpustakaan bertemu dengan Vio yang sedang membantu penjaga perpustakaan menata buku-buku, adegan itu tanpa sadar menarik perhatian Rafa. Senyum manis sang protagonis menimbulkan ketertarikan pada diri Rafa.

Alhasil sejak saat itu, Rafa perlahan mulai mendekati Vio. Melakukan hal-hal manis untuk menarik perhatian gadis itu. Dan lambat laun mereka pun menjadi dekat.

Namun, seperti cerita kebanyakan, hubungan Rafa dan Vio tidak semulus yang dibayangkan. Peran pelabrak yang menentang hubungan mereka selalu membayang-bayangi kehidupan percintaan mereka. Dan peran itu disandang oleh Naraya Frinzia Gwydion.

Cewek cantik nan berkelas yang sayangnya dianggap murahan karena selalu mengejar-ngejar sosok Rafa. Tak hanya itu, sifatnya yang seenaknya, juga keegoisan yang selalu ingin mendapatkan apa yang ia inginkan, membuatnya semakin di cap buruk oleh pujaan hati.

Dan seperti yang kita duga, di akhir cerita hanya ada akhir buruk bagi sang antagonis. Cintanya yang tak pernah terbalas, juga kehancuran keluarganya sebab bermain-main dengan Rafael Angga Lakeswara.

Sedangkan untuk Rafa dan Vio, mereka menemui akhir bahagia dengan dukungan penuh semua orang. Baik para tokoh di dalam cerita, maupun para pembaca di luar cerita.

Dan salah satu pembaca yang mendukung akhir bahagia sang pemeran utama adalah Seyna Amalia. Sebelum dijadikan buku, ia pertama kali mengetahui cerita itu dari salah satu platform baca online. Pada saat itu, Kepingan Hati menjadi salah satu cerita yang sangat booming. Berhasil meraih rank 1 dari hastag fiksiremaja, dengan pembaca lebih dari 3 juta.

Karena memang semenarik itu jalan ceritanya, meski banyak orang menganggap beberapa adegan di novel tersebut sangat klise.

Akan tetapi, ada yang mengganjal di pikiran Seyna ketika membaca akhir cerita versi online dan buku. Tak dapat dipungkiri penulis tentu saja menuliskan ending yang berbeda demi lebih menarik minat pembaca.

Dan Seyna sebagai pembaca lama, menyayangkan ending dalam versi buku. Ia rasa akhir buruk untuk sang antagonis terlalu berlebihan. Sepanjang Seyna membaca, seorang Nara tak pernah dideskripsikan bahagia. Baik di bagian sudut pandangnya maupun adegan ketika bersama pemeran utama lain. Tidak ada kebahagiaan.

Padahal menjelang akhir cerita, penulis mendeskripsikan jika Nara berniat untuk berubah menjadi lebih baik, tetapi tetap saja bad ending Nara peroleh. Begitu buruk melebihi sebelumnya.

"Kasihan banget lo, Ra. Gue tau sih peran lo memang di-setting jahat, tapi melihat lo sebegitu menderitanya gue jadi merasa iba. Kenapa lo nggak ada bahagia-bahagianya, njir! Tuh novel bener-bener deh! Plis author, seenggaknya kasih satu aja alasan Nara bahagia. Apa perlu gue masuk dulu ke ceritanya biar bisa bantu Nara cari kebahagiaannya tanpa merugikan orang lain?" Seyna menghela nafas kesal sekaligus lelah.

Baru kemarin malam ia membaca ulang Kepingan Hati demi mencari jalan yang ia pikir bisa membuat Nara sedikit bahagia. Tapi sayangnya itu percuma, karena novelnya sudah jadi. Tidak bisa diubah-ubah.

"Tau deh!"

Kemudian Seyna cepat-cepat keluar kamar apartemen menuju kampusnya. Dengan kemeja putih dan celana hitam, tak lupa topi dari bola plastik yang dipotong setengah, juga dandanan seperti seorang nerd, Seyna siap menuju tempat yang sudah lama ia perjuangkan.

Setelah 3 tahun duduk di bangku SMA, akhirnya gadis itu masuk ke universitas yang sejak lama ia impikan. Menjadi seorang mahasiswa adalah salah satu jalan yang harus ia lewati sebelum mewujudkan cita-citanya. Makanya Seyna begitu bahagia pada hari pertama Ospek hari ini.

Untungnya gadis itu memilih apartemen yang cukup dekat dengan kampus, sehingga ia hanya perlu berjalan kaki untuk sampai ke sana.

Perasaan bahagia yang melingkupi hatinya, membuat Seyna tidak terlalu fokus pada sekitarnya. Ia hanya ingin cepat sampai tanpa terlambat sedetik pun.

Ketika Seyna harus menyeberangi jalan besar, ia tidak sadar jika dari arah kirinya ada bus yang sedang melaju kencang untuk mengejar lampu hijau yang sebentar lagi berubah merah.

Tanpa sempat menyadari bahaya yang akan menimpa dirinya, tubuh Seyna sudah terpental jauh beberapa meter. Berbagai kendaraan yang sebelumnya melaju lancar, seketika berhenti karena kejadian itu.

Para penduduk sekitar, baik yang dari tadi berteriak meminta Seyna menyingkir, juga yang menyaksikan kronologi dari awal, langsung berlarian mendekati tubuh yang saat ini tampak mengenaskan.

Genangan darah yang berasal dari tubuh Seyna membuat orang-orang merasa takut sekaligus khawatir.

Di posisi Seyna sendiri, sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya, ia bisa mendengar teriakan orang-orang yang meminta dipanggilkan ambulan. Namun, sepertinya itu terlambat.

Gue mati?

•••••

To Be Continue

Semoga enjoy dengan ceritanya.
Dan jangan lupa dukung aku dengan beri vote, comment, atau pun share agar banyak orang juga membaca cerita ini^^

Terimakasih!

Big love, Ries

Big love, Ries

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Purple ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang