16. Menyerah?

4.7K 645 27
                                    

Vote sebelum baca
Comment setelah baca

HAPPY READING!

Brak!

Suara pintu yang dibuka dengan kencang membuat Ibel terkejut setengah mati. Debaran jantungnya pun sudah menggila disertai overthinking  jika orang yang melakukannya adalah Ael. Bisa bahaya kalau Ael menemukannya!

Plis, ini Aidan masih lama ya sampainya?

"AAA COWOK MESUM!"

"KELUAR LO ANJING INI TOILET CEWEK!"

Teriakan beberapa cewek yang saling menyahut semakin meyakinkan Ibel jika cowok yang memaksa masuk adalah Ael. Dan Ibel sangat bersyukur mendapat perlindungan secara tidak langsung karena teriakan mereka. Tidak mungkin 'kan Ael tetap mencarinya di dalam toilet setelah diteriaki seperti itu?

Brak!

Ibel kembali terperanjat kaget. Perasaan lega yang baru saja hadir kembali berubah tegang tat kala gebrakan yang terdengar dari pintu toiletnya.

Brak!

Ibel semakin merapatkan dirinya di pojok bilik toilet sambil menutup mulutnya dengan telapak tangan rapat. Ia sudah persis seperti orang yang dikejar psikopat, dan psikopatnya adalah Ael. Sedangkan dirinya adalah target lemah yang tak memiliki kekuatan untuk melawan. Argh, ia benci mengakui itu, tapi itulah kebenarannya.

"Meribella Ruby Lakeswara!"

Suara dingin yang menyebutkan nama lengkapnya itu berhasil semakin membuatnya panik. Tunggu! Jadi, Ael benar-benar sudah mengetahui identitas aslinya? Lalu bagaimana bisa laki-laki itu tahu jika ia bersembunyi di sini?

"Nggak waras ya lo! Gue bilang pergi ya pergi! Nggak tau malu banget jadi cowok!"

"Bener tuh, ini tuh toilet cewek! C E W E K! Lo bisa ngerti bahasa manusia nggak sih?"

"Kita seret aja. Kasian yang masih di dalam toilet mau diintip sama tuh cowok mesum."

Setelah itu dapat Ibel dengar pemaksaan untuk mengusir Ael dari sana. Lagi-lagi Ibel bersyukur ada orang baik yang tanpa sadar benar-benar menolongnya dari maut.

Namun, di sisi Ael ia dengan mudah melepaskan diri dari para perempuan yang mau menyeretnya. Dan sebelum mengalah pergi, ia kembali mendekat ke bilik toilet yang merupakan tempat Ibel bersembunyi.

Bagaimana ia tahu? Ia datang ke mall ini tidak sendirian, ia membawa teman-temannya yang sudah menyebar di setiap lantai. Mengantisipasi bila Ibel melarikan diri, sehingga nanti akan memudahkannya menemukan tempat ia bersembunyi. Dan inilah hasilnya, salah satu temannya tadi melapor jika Ibel terlihat memasuki toilet cewek di lantai 6. Maka dari itu ia bisa sampai di sini.

Sedangkan bagaimana ia mengetahui di bilik mana Ibel bersembunyi, itu mudah sebab satu-satunya bilik yang tertutup rapat hanya bilik di depannya sekarang.

"Gue tunggu lo di depan Ruby."

Setelah itu ia pergi dari sana dengan tampang seolah tidak terjadi apa-apa. Meninggalkan Ibel yang berusaha memutar otak untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

"Aidan kalau adu jotos sama Ael menangan siapa? Karena nanti kayaknya akan ada pertumpahan darah," gumam Ibel menduga-duga kemungkinan apa yang terjadi kedepannya.

"Gue minta bantuan Rafa juga deh." Setelah itu ia kembali mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Rafa. Semoga abangnya itu sama gercepnya dengan Aidan.

Ia ingin menghubungi Jev dan Nathan juga, tapi sepertinya jangan. Akan berlebihan jika 4 orang lawan 1, meski katanya level Ael dalam perkelahian sangat tinggi.

Purple ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang