Vote sebelum baca
Comment setelah bacaHAPPY READING!
Pertanyaan dari Ibel membuat Rafa terdiam lama. Bahkan, tak lama setelah pertanyaan terucap, laki-laki itu memalingkan muka dengan tatapan lurus menatap kolam renang. Ia nampak sedang melamun, tapi menurut Ibel daripada melamun, Rafa lebih terlihat seperti orang yang sedang berfikir.
Apa kisah cinta segitiga mereka lebih rumit dari yang tertulis di buku?
"Gue lebih dulu kenal Nara daripada Vio."
Ibel mendengarkan.
"Nara yang dulu gue kenal beda jauh sama yang sekarang. Yang gue tau dia orang pendiam dan nggak banyak tingkah. Gimana gue bisa kenal sama dia? Semua karena kejadian waktu SMP, gue pernah nolongin dia dari ...
orang tuanya."
Ibel tak melepas sedikit pun pandangan dari Rafa.
"Tuan dan Nyonya Gwydion itu keras, apalagi sama keturunan mereka satu-satunya. Mereka menuntut hal yang sesuai standard mereka ke Nara, dan itu udah jadi rahasia umum di sekolah. Cuma saat itu gue nggak tega lihat Nara hampir ditampar ayahnya, ya gue refleks nolongin. Setelah kejadian itu, kami temenan. Temenan seperti pada umumnya, tapi seiring berjalannya waktu gue sadar kalau Nara mulai bergantung sama gue.
Setiap dia punya masalah dia ceritain ke gue, setiap dia mau ngapain dia ngabarin ke gue, intinya dia bergantung ke gue. Awalnya gue nggak masalah, seperti kata Bunda sama Ayah kalau sesama manusia harus saling membantu. Terlebih dia juga berstatus temen gue saat itu.
Tapi, Dek, makin lama abang merasa dia makin posesif. Dia nggak izinin abang punya temen lain, padahal saat itu abang udah sahabatan sama Aidan, Jev, dan Nathan. Dia juga mulai ngatur-ngatur abang, padahal dia nggak punya hak sama sekali. Pokoknya abang merasa dia sengaja memonopoli waktu abang. Dan karena itu abang mulai risih sama Nara.
Yaudah setelah itu abang mulai menghindari Nara. Sebenernya abang nggak tega, karena abang tau kalau abang satu-satunya temen dia. Tapi sikap dia bikin abang muak. Maksud abang itu temenan ya temenan aja, kayak temen pada umumnya. Jangan begitu, jatuhnya dia yang bikin abang males temenan sama dia."
Sepanjang Rafa bercerita hanya ada keterkejutan dari Ibel. Kenapa masa lalu antara Rafa dan Nara berbeda dari yang diceritakan? Setahu Ibel mereka adalah teman masa kecil yang mana awal mula Rafa menjauh karena ia lebih memperhatikan Vio.
Butterfly effect? Tapi kenapa effect-nya bukan ke plot penting? Garis besar hubungan mereka tetep sama, cuma di luaran itu yang beda. Hm.
Eh, tunggu! Ini berarti bukan cuma gue yang tau penderitaan Nara?
"Setelah abang menghindar gimana respon Kak Nara?"
"Dia nggak terima. Nara makin gencar ngusik abang sampai ditahap abang terpaksa harus bentak dia biar dia pergi. Dan apa lo tau kegilaan Nara yang buat gue bener-bener nggak mau ketemu dia lagi? Dia minta orang tuanya untuk jodohin dia sama gue. Alasannya karena cinta.
Saat itu abang shock waktu ayah ngomongin ini. Ya jelas abang nggak mau, terus abang ceritain apa yang sebenarnya terjadi di antara kami. Untung ayah paham, jadinya ayah nolak permintaan itu.
Dan abang rasa itu bukan cinta, tapi lebih ke obsesi Nara untuk mendapatkan abang yang notabenenya 'penyelamat' dia."
Ibel mengangguk-anggukkan kepala paham. "Kalau gue jadi Kak Nara juga pasti menganggap lo berharga, Bang. Cuma nggak sampai gitu juga," ucap Ibel.
"Abang pikir setelah lulus SMP, kami akan pisah sekolah mengingat abang pernah denger kabar kalau Tuan Gwydion berencana menyekolahkan Nara ke US, tapi taunya dia sekolah di Bimasakti. Berlanjut deh penderitaan abang.
![](https://img.wattpad.com/cover/310567563-288-k497694.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Thread
Ficção Adolescente[Only on Wattpad!] Bereinkarnasi ke tubuh tokoh fiksi? Sepertinya kesialan sekaligus anugerah telah dialami Seyna Amalia. Ia adalah seorang perempuan yang baru memasuki bangku perkuliahan setelah 3 tahun duduk dibangku SMA. Seyna yang saat itu sedan...