10. Orang Baru

6.8K 840 17
                                    

Setelah satu jam menyaksikan beberapa pertandingan, sekarang Ibel bersama 6 teman barunya sudah berkumpul di salah satu cafe yang bisa dibilang tempat favorit mereka berkumpul.

Dan dengan terus berpura-pura kenal, pada akhirnya Ibel tahu nama-nama mereka dari panggilan satu sama lain. Selain Raka, ada Fero, Aldi, Reno, Abbas, dan Riko. Para cowok penyuka balapan yang dipertemukan dengan Ibel yang sama-sama suka balapan.

Yang cukup mencengangkan adalah keenam cowok itu tahu identitas Ibel yang seorang Lakeswara. Kalau dilihat dari situasi sepertinya karena mereka memang sudah sangat dekat, makanya Ibel jujur tentang identitasnya.

"Lo nggak dimarahin sama bonyok? Secara lo 'kan anak cewek mereka satu-satunya," tanya Fero yang memang sudah lama penasaran. Cowok itu yang tadi Ibel katakan sejenis Jev. Sifat mereka 11 12.

"Udah izin dan dibolehin," balas Ibel singkat seraya meminum hot chocolate nya.

Mereka mengangguk mengerti. Bagi mereka seorang Ibel itu adalah Queen. Orang yang harus mereka jaga segenap jiwa raga, tidak ada siapapun yang bisa mengganggu Ibel selagi ada mereka. Keenamnya akan melindungi Ibel, itu janji mereka.

"Lo udah tau masalah Ael?" tanya Raka.

Ibel mengangguk, "Tadi dikasih tau Riko."

Raka nampak tertekan. "Seperti yang dibilang Riko, tuh cowok terus neror gue buat mempertemukan kalian berdua. Mana dia bukan dari keluarga sembarangan. Maybe, dia udah tau siapa lo sebenarnya," jelas Raka dengan wajah serius.

Suasana mendadak menegang.

"Emang siapa dia?" tanya Ibel sama seriusnya. Seingatnya di novel Kepingan Hati tidak ada tokoh bernama Ael. Jadi, kemungkinan laki-laki itu adalah 'orang baru' seperti mereka berenam.

Raka meneguk ludahnya susah. "Aelfdene Zevan Serafino," katanya sedikit berbisik.

Ibel mengerutkan dahi bingung. Sumpah, di dalam Novel tidak pernah ada nama itu! Bahkan marganya juga tidak pernah disebutkan. Namun, dari cara Raka menyebutkan namanya, sepertinya Serafino bukanlah keluarga sembarangan. Mungkin sama seperti keluarganya.

"Selama seminggu ini dia terus datang ke tempat balapan buat nyari lo. Tapi untuk balapan kali ini sengaja kami batesin, dan tentu dia nggak diundang. Semoga aja dia nggak tau," ujar Aldi.

Mereka berenam menatap khawatir Ibel. Dan Ibel yang ditatap seperti itu merasa seperti anak kecil yang rentan terkena bahaya.

"Biasa aja kali natapnya. Gue yakin gue akan baik-baik aja. Kalian lihat aja sendiri, dia nggak ada di sini, kan? Jadi santai aja oke." Ibel berusaha menenangkan mereka.

Namun, nampaknya usaha Ibel sia-sia. Teman-temannya masih terlihat khawatir.

"Tetep aja kami khawatir, By, lebih baik setelah ini lo balik deh. Bukannya kami nggak bisa ngebantu lo. Of course, kami pasti jagain lo. Tapi kami kalah jumlah kalau dia bawa pasukannya," ungkap Abbas yang nampak benar-benar khawatir.

Reno mengangguk, orang yang tadi menggodanya itu nampak sama khawatirnya. "Kami tau lo jago berantem, tapi kekuatan si Ael belum tentu lo bisa kalahin. Setahu gue juga dia nggak pandang cewek atau cowok kalau adu jotos," jelas laki-laki itu.

Mendengar apa yang mereka katakan tanpa sadar membuatnya bergidik ngeri. Dan Ibel yakin mereka tidak hanya sekedar melebih-lebihkan sosok Ael.

Ting!

Notifikasi dari ponsel Raka mengambil alih fokus mereka.

Notifikasi dari ponsel Raka mengambil alih fokus mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Purple ThreadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang