Setelah berbagai macam bujukan akhirnya Ibel bisa sendirian di UKS. Dari tadi abang dan ketiga sahabatnya ngotot ingin menemaninya. Entah karena takut Ibel kenapa-napa atau tidak mau Ibel kelelahan. Tapi sungguh Ibel merasa semua itu berlebihan, padahal ia hanya kena tampar bukan kecelakaan.
Untung saja bujukannya berhasil, ia tidak bisa membayangkan se-rempong apa mereka kalau kekeh ada di sini.
Gila sih, gue di overprotektif in. Tapi emangnya di novel mereka sedeket itu sama Ibel? Batinnya mengingat isi Novel Kepingan Hati.
"Tau deh! Mending gue refreshing," ucapnya lalu turun dari ranjang UKS.
Selain untuk menjernihkan otaknya, Ibel juga ingin memanfaatkan waktu untuk melihat-lihat isi SMA Bimasakti sepenuhnya. Dengan kata lain ia akan melakukan tour dadakan hari ini.
Sepanjang perjalanan ia bisa menjumpai beberapa murid yang keluar kelas, mungkin efek free class karena guru masih rapat. "Kayaknya sampai pulang nanti deh rapatnya," gumamnya menilai situasi.
Kedua kaki Ibel terus berjalan tak tentu arah, dia hanya melangkah mengikuti kata hatinya. Dan setelah bermenit-menit berjalan, akhirnya ia merasa lelah. "Nih sekolah luas banget, kayaknya sehari nggak cukup buat keliling," gumamnya sambil duduk di bangku depan salah satu kelas.
Saat Ibel duduk termenung memikirkan ke mana ia akan pergi selanjutnya, tiba-tiba Ibel teringat tempat yang membuatnya penasaran ketika membaca novel Kepingan Hati.
Rooftop.
Tempat di SMA Bimasakti yang sering disebutkan oleh para tokoh.
Segeralah Ibel berdiri lalu menuju rooftop. Untungnya ia tahu ke mana harus melangkah agar sampai ke tempat itu. Ia jadi tidak sabar melihat pemandangan sekolah dari atas. Apa akan sangat wah seperti yang dideskripsikan penulis?
Sesampainya Ibel di sana, dapat ia lihat seorang perempuan sedang berdiri di dekat pembatas rooftop. Dari gelagatnya sih bukan mau bunuh diri, maybe hanya ingin menikmati pemandangan, seperti niat Ibel sekarang.
Perlahan Ibel menuju pembatas rooftop. Saat semakin dekat, sepertinya kedatangan Ibel disadari olehnya, alhasil gadis itu menoleh.
Dan Ibel berhasil dibuat terkejut, begitu pula dengan gadis di depannya.
"Ibel?"
Nara?
Berbeda dengan Nara yang menyuarakan keterkejutannya, Ibel lebih memilih terkejut dalam hati.
Bagaimana mereka tidak terkejut? Hari ini saja mereka telah terlibat dalam masalah, masalah yang bisa dianggap serius. Dan karena hal itulah, atmosfer pertemuan ini terasa sangat canggung.
Memasang poker face, Ibel menampilkan ekspresi tak peduli. Perlahan ia menuju tempat di samping Nara tanpa sepatah kata pun. Ia tidak mau membatalkan niatnya menikmati pemandangan hanya karena ada Nara di sana.
Sedangkan Nara, ia terdiam. Ia bingung harus bersikap bagaimana pada Ibel. Ia merasa bersalah, tapi ia takut tanggapan Ibel akan dingin kepadanya ketika ia meminta maaf. Nara menggelengkan kepala pelan, mengusir pikiran negatifnya. Yang penting niat gue baik mau minta maaf. Batinnya meyakinkan diri.
Menghela nafas pelan, Nara pun berbalik ke posisinya tadi. "Em, Bel, g-gue minta maaf atas kejadian tadi. Gue bener-bener nggak maksud buat nampar lo," ungkapnya dengan mata terpejam.
Mendengar itu, Ibel melirik sekilas, "Hm."
Nara membuka matanya, kemudian menoleh pada Ibel yang saat ini nampak fokus menatap ke depan. "Lo beneran udah maafin gue?" tanyanya lagi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Thread
Novela Juvenil[Only on Wattpad!] Bereinkarnasi ke tubuh tokoh fiksi? Sepertinya kesialan sekaligus anugerah telah dialami Seyna Amalia. Ia adalah seorang perempuan yang baru memasuki bangku perkuliahan setelah 3 tahun duduk dibangku SMA. Seyna yang saat itu sedan...