Setelah melihat Ibel keluar kelas lebih dulu, Rafa bersama ketiga sahabatnya turut menyusul. Sehingga sekarang posisi mereka berjalan di belakang Ibel dan Kila dengan posisi cukup jauh. Sengaja memberikan jarak agar Ibel merasa nyaman.
Dalam diamnya Rafa sedang berfikir bila adiknya memang berubah. Bukan ke hal yang buruk, melainkan ke hal yang lebih baik. Masih ingat sekali betapa diamnya adiknya dulu, tapi lihatlah sekarang, di depan sana sang adik bisa tertawa ceria bersama Kila. Entah apa yang mereka bicarakan.
Itu memang bukan pertama kalinya Ibel tertawa mengingat ketika mereka kerja kelompok beberapa hari lalu Ibel juga menunjukkan tawanya. Namun, hal itu justru yang membuat Rafa lebih senang. Karena berarti adiknya bisa tertawa lebih dari sekali. Dan karenanya tak ayal menerbitkan segaris senyum di bibirnya.
"Terasa cerah banget ya Ibel kalau happy gitu," celetuk Jev yang sejak tadi juga menatap Ibel.
Serentak ketiga sahabatnya mengangguk. "Syukur aura suram Ibel udah nggak ada. Dulu rasanya mendekat aja susah," balas Nathan mengingat momen mereka dulu.
Rafa yang mendengar itu menyetujuinya. Nyatanya bukan hanya Rafa yang menganggap Ibel berubah, melainkan ketiga sahabatnya juga. Rafa dan Aidan memang sama dinginnya dengan Ibel, akan tetapi Ibel terasa lebih berbeda.
Bila dinginnya Rafa dan Aidan layaknya kutub, maka dinginnya Ibel layaknya tempat horor. Suram, menyeramkan, dan seperti tidak pernah bahagia.
Makanya perubahan Ibel yang sekarang sangat mereka syukuri.
Beberapa menit berjalan menuju kantin, akhirnya mereka sampai. Dapat keempat most wanted lihat sosok Ibel berbelok menuju bangku pojok, sedangkan Kila menuju stand makanan.
Dan mereka mau tidak mau menuju bangku tengah kantin, tempat biasa mereka makan. Saking fokusnya tadi memantau Ibel, keempatnya sampai tidak sadar bila sejak kedatangan mereka, seluruh penghuni kantin sudah memekik kegirangan.
Hal biasa yang selalu terjadi setiap kali kaki mereka menginjak kantin. Jangankan kantin, kala mereka berjalan di koridor sekolah, pasti siswi-siswi Bimasakti berteriak heboh.
"Mau pesan apa? Biar gue pesenin," ujar Nathan menawarkan diri.
"Siomay deh gue sama es jeruk," ucap Jev menyebutkan pesanannya.
"Samain," kata Rafa yang diangguki Aidan.
Kemudian cowok itu bergegas menuju stand penjual siomay.
Sepeninggalan Nathan, keadaan bangku mereka berubah hening. Namun, karena ada Jev yang tidak bisa diam, ia pun berceloteh ria tidak peduli mau ditanggapi atau tidak. Karena faktanya orang yang sering menanggapi celotehannya adalah Nathan, sedangkan Nathan sekarang tidak ada di sini. Konsekuensi punya 2 sahabat kutub ya gitu.
"Tapi ya masa Bu Bela beneran jadi selingkuhannya Pak Dalan? Secara Bu Bela cantik bohay, masa mau njir!"
Saat ini Jev sedang membicarakan gosip mengenai guru perempuan di SMA Bimasakti yang dikabarkan jadi selingkuhan salah satu guru di SMA Galaksi. Bagaimana ia tahu? Ini karena Jev masuk grup gosip Bimasakti. Grup khusus bagi murid penyuka gosip untuk berbagi dan update gosip terbaru seputar sekolah.
Rafa dan Aidan hanya menatap Jev, jujur saja mereka bingung mau menanggapi seperti apa.
"Terus nih ya terus--"
Namun, belum juga selesai, Nathan sudah datang sambil membawa nampan berisi pesanan mereka.
"Cepet banget, Nat?" tanya Jev. Perasaan ia baru pergi 5 menit lalu, eh sekarang udah balik aja.
"Kagak diizinin ngantri njir gue. Pas gue sampai, orang-orang yang ngantri langsung nyingkir gitu terus mempersilahkan gue pesen duluan. Ya karena gue nggak suka nolak rezeki, gue iyani aja," jelas Nathan setelah mendudukkan diri di samping Jev.

KAMU SEDANG MEMBACA
Purple Thread
Novela Juvenil[Only on Wattpad!] Bereinkarnasi ke tubuh tokoh fiksi? Sepertinya kesialan sekaligus anugerah telah dialami Seyna Amalia. Ia adalah seorang perempuan yang baru memasuki bangku perkuliahan setelah 3 tahun duduk dibangku SMA. Seyna yang saat itu sedan...