"Woi, Hee. Si Alberto pundung lagi kah?" tanya Jaehyuk tapi dengan nada terdengar meledek.
"Diem lo, Jaenal!" ketus Heeseung yang masih mencoba membujuk motor supra kesayangan nya yang di beri nama Alberto.
"Alberto, sayang. Bisa yok jalan, ntar Hee beliin Pertamax deh bukan Pertalite."
"Yeah, edan." ledek Jaehyuk melihat tingkah teman nya itu. "Jual aja kenapa sih? Motor tua juga,"
"Motor Mio batok geter diem aja deh." sahut Heeseung kembali.
Di saat Jaehyuk dan Heeseung sedang ribut motor. Mashiho datang dengan tangan memegang es cekek.
"Udah beres belum? Atau perlu gue panggilin wasit?" tanya Mashiho menatap malas dua teman nya itu.
"Cepetan, hari ini bagian Pak botak yang ngajar." sahut Mashiho dengan tidak berdosa nya.
"Lambe lo, Shi. Enteng bener tuh mulut ngomong, mana muka nya lempeng lagi." Jaehyuk hanya geleng-geleng kepala saja.
Mashiho nampak tidak peduli dan menawarkan Heeseung untuk berangkat bersama. "Hee, sama gue aja. Itu si Alberto biarin aja, paling di angkut mobil derek."
"Dih, pala mu. Enak aja, motor kesayangan gue ini."
"Supra butut doang elah," komen Mashiho kembali.
"Butut begini sekali jalan sat set sot nya mengalahi motor Valentino Rossi, yeah!"
"Bacot lo pada, berangkat lah gue." karena sudah bosan menunggu. Mashiho berniat untuk jalan duluan ke kampus.
Sebelum Mashiho benar-benar pergi, Asahi baru muncul dengan tea jus dan cilok di tangan nya. "Gua ketinggalan apa?""BANYAK," seru mereka bertiga.
"Oh." Asahi melanjutkan memakan cilok nya itu. Dan naik pada motor Jaehyuk karena pada awal nya dia memang menumpang.
▪︎
▪︎
▪︎"Hallo dengan orang sibuk disini." sapa Jihoon yang sekarang sedang koloran sebari menonton Televisi di kosan nya.
"Gak usah sok sibuk dah lu. Pengangguran juga lagak nya dah kayak CEO adem sari." suara emak Yanti menggelegar dari balik telpon Jihoon.
"Kagak usah di perjelas, Mak. Kali-kali iya-in kek."
"Serah lu dah kardun."
"Iye Mak. Ada ape? Mau nagih uang kosan, yah? Ntar dulu yah Mak, belum ada jangkrik nya nih. Anak-anak kosan juga kasian Mak cuman makan nasi sama garem." curhat Jihoon di tambah suara tangis dramatis nya.
"Ji, gue bawa pizza nih." dan Junkyu tanpa tau situasi nya malah berteriak dengan dua kotak pizza di tangan nya.
"Berisik anjir! Ini gue lagi di telpon Mak Yanti." bisik Jihoon pelan dengan mata yang udah melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To Depok
Short Story[Sudah Terbit + Masih Lengkap] _______________________________________ "Dalam hitungan ketiga, kita lari." "Sat - "TIGA! LARI!" "WOI KAMPRET! TUNGGUIN GUA!" Tidak pernah terbayangkan jika kehidupan membosankan mereka tiba-tiba saja berubah menjadi...