"To, ini kita mau kemana?" Jeongwoo nampak kebingungan karena Haruto terus membawa nya berlari menelusuri hutan seperti sudah tau jalan nya.
"Kubah," jawab Haruto cepat dan fokus melihat ke sekeliling.
"Hah! Lo tau jalan nya?"
"Gue tau,"
"Tau dari mana lo? Ngelindur yah?"
"Kagak yah njir, gue tau dari Mama sama Papa. Sebelum kita pergi dari toko, gue nyoba nelpon Papa dan ternyata di angkat." tutur Haruto menceritakan awal mula dia tau jalan menuju Kubah.
"Papa sama Mama udah ada di Kubah, mereka juga udah nyiapin tempat buat kita." sambung nya.
"Terus mereka gimana?" celetuk Jeongwoo memikirkan teman-teman nya. Tetapi Haruto diam saja dan terus berjalan.
"To, jawab gue!" sentak Jeongwoo pada saudara kembar nya itu.
"Gue ngga tau, tempat itu cuman cukup buat kita doang. Dan kita harus cepet kesana," jawab Haruto akhirnya.
"Gila lo, anjing!" umpat Jeongwoo secara refleks. "Turunin gue!"
"Ngga,"
"Gue bilang turunin gue!" Jeongwoo memukul dan menjambak Haruto agar menurun kan nya.
Dan akhirnya Haruto menurun kan adik kembar nya itu. "Kenapa sih? Kita harus cepet kesana sebelum Kubah itu di tutup,"
"Terus ninggalin mereka gitu aja?" tanya Jeongwoo menatap Haruto tajam. "Lo gila, To!"
"Lo ngga mikirin mereka semua apa, hah!"
"Mikir, To. Kalo ngga ada mereka, kita ngga bakal bisa sampe sini!" Jeongwoo mendorong mundur Haruto karena kesal.
"Lu ini tolol atau apa sih?" cerca Jeongwoo merasa kecewa dengan sikap Haruto sekarang.
"Iyah, gue tolol! Kenapa hah? Gue ngelakuin ini biar kita berdua bisa selamat!"
"Tapi ngga gini juga, To!"
"Terus gimana, hah! Mau gimana? Lo tau, Woo? Sisa orang yang bisa masuk ke Kubah itu tinggal sisa sedikit lagi!"
"Dan kita ngga bisa masuk bareng-bareng kesana. Dan kalo pun beberapa dari mereka tau, pasti mereka bakal lakuin hal yang sama kayak gue!"
"Jadi nurut sama gue, gue Abang lo. Dan gue lakuin hal ini juga demi kebaikan kita."
"Kita tinggal nunjukin kalung pemberian dari Mama ke penjaga nanti buat masuk."
"Lo egois, To." Jeongwoo menatap nanar kembaran nya itu.
"Persetan kalo lo Abang dan gue Adik, gue ngga peduli sama sekali. Gue bakal tetep ajak mereka," ujar Jeongwoo tidak ingin mematuhi ucapan Haruto.
"Kita dateng bareng dan harus masuk bareng juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To Depok
Short Story[Sudah Terbit + Masih Lengkap] _______________________________________ "Dalam hitungan ketiga, kita lari." "Sat - "TIGA! LARI!" "WOI KAMPRET! TUNGGUIN GUA!" Tidak pernah terbayangkan jika kehidupan membosankan mereka tiba-tiba saja berubah menjadi...