"Eh, eh, Dam. Bang Jihoon buka mata," Sunghoon menepuk-nepuk heboh pundak Yedam yang menggendong Jihoon.
"Woah, masa?" Yedam segera menghentikan langkah kaki nya dan mencoba menurun kan Jihoon.
Ia menyandarkan tubuh Jihoon di sebuah pohon. Yedam dan Sunghoon nampak menatap Jihoon lekat-lekat.
"Bang," panggil Yedam saat melihat Jihoon yang terlihat kebingungan sebari memegangi kepala nya.
"Ssh, kepala gue sakit." ringis Jihoon memegangi kepala nya. Ia memejamkan mata nya sesaat untuk mengingat apa yang terjadi.
"Bang Jihoon kenapa tuh?" bisik Sunghoon tepat di sebelah Yedam.
"Ngga tau, geger otak kali." jawab Yedam asal.
"Berarti kuatan kepala lo pas gue seret itu, udah kepentuk batu aja masih tetep utuh pala nya." balas Sunghoon yang di balas jitakan Yedam.
"Pala mu, kepala gue benjol yah anjim!"
"Gapapa, Dam. Yang penting kepala lo masih utuh, paling otak lo aja agak kekikis."
Saat Yedam dan Sunghoon saling adu mulut, Jihoon masih memikirkan apa yang terjadi. Hingga akhirnya dia mengingat nya.
"YOSHI! Aduh, duh ..." ringis Jihoon kembali karena melupakan jika dia terluka di perut.
"Eh, Bang. Pelan-pelan," Yedam dan Sunghoon seketika menjadi panik mendengar Jihoon meringis. Mereka berdua takut luka Jihoon semakin parah.
"Yoshi," ujar Jihoon kembali dan menatap Yedam juga Sunghoon. "Dia kemana?"
"Kita mana tau, Bang. Kita cuman nemuin Abang yang luka aja." balas Yedam yang tidak mengerti.
"Kalian harus jauhin, Yoshi."
Sunghoon dan Yedam semakin di buat bingung dengan apa yang Jihoon katakan. Dan kenapa mereka harus menjauhi Yoshi juga.
"Maksud Abang apa? Abang geger otak yah? Makanya ngelantur gitu,"
"Gue ngga bercanda." tekan Jihoon dan menatap mereka berdua serius. "Dia nyoba nyingkirin kita semua, demi bisa masuk ke Kubah."
•
•
•"To," panggil Yoshi yang sekarang sedang duduk berdua untuk istirahat sebentar.
"Semisalkan lo tau jalan buat pergi ke Kubah, mending lo simpen sendiri dan ngga kasih tau orang lain atau kasih tau yang lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Run To Depok
Short Story[Sudah Terbit + Masih Lengkap] _______________________________________ "Dalam hitungan ketiga, kita lari." "Sat - "TIGA! LARI!" "WOI KAMPRET! TUNGGUIN GUA!" Tidak pernah terbayangkan jika kehidupan membosankan mereka tiba-tiba saja berubah menjadi...