Jihoon terus menyatukan kedua tangannya dan terus berdoa untuk kesembuhan hyunsuk yang sudah tertidur di hadapannya.
Jihoon menghela nafasnya lega dan mengelus lembut perut buncit hyunsuk yang memang sudah tampak calon bayi mereka.
"Terimakasih kamu bertahan di rahim eommamu nak." Ucap jihoon
Ia menatap wajah hyunsuk yang tenang karena ia telah di berikan obat pengurang nyeri dan juga penguat kandungan yang membuatnya tertidur. Jihoon mengambil ponselnya dan menelfon kedua orang tua mereka untuk mengabari keadaan hyunsuk.
Jihoon kembali duduk di samping tempat tidur hyunsuk setelah ia mengabari orang tua mereka. Ia masih bimbang haruskah mengabari manager juga, tetapi ia takut membernya akan segera kemari menjenguk hyunsuk.
"Besok saja deh mengabari manager hyung dan member." Gumamnya.
Jihoon kembali menatap hyunsuk yang tertidur. Jihoon merapikan rambut hyunsuk dan ia menggenggam tangan hyunsuk.
"Jiii.." hyunsuk terbangun dan ia membuka matanya perlahan.
Jihoon dan hyunsuk saling bertatapan, kedua mata mereka memancarkan kesedihan dan juga kerinduan yang sudah tertahan selama beberapa hari ini sejak masalah mereka dimulai. Hyunsuk meraba perutnya dan ia bernafas lega karena anaknya masih berada di kendungannya.
"Anak kita sangat kuat. Besok profesor choi akan lihat chilly, jika terlambat mungkin kita tidak akan bertemu chilly." Jelas jihoon
Hyunsuk tidak menjawab dan ia malah menintikan airmatanya. Hyunsuk kembali menangis sambil menggenggam tangan jihoon.
"Maafkan aku jii. Aku hampir membunuh anak kita. Maafkan aku jii sungguh maafkan aku. Aku sangat menyesal telah menamparmu. Aku menyesal jii maafkan aku." Hyunsuk terus menatap jihoon.
"Sayangku, aku sudah memaafkanmu. Maafkan aku yang kadang-kadang masih seperti anak kecil padahal aku sudah menjadi ayah 2 anak sebentar lagi. Tetapi kamu tahu sendiri jika aku tidak suka di bandingkan oleh seseorang dimasa lalumu itu, aku sangat tidak suka saat kamu membelanya, bahkan tangan mungilmu ini sudah menyadarkanku jika aku juga banyak kekurangan daripada byunggon hyung sampai kamu masih memilihnya. Aku sudah memaafkanmu sayang dan aku janji akan berusaha untuk menjadi jihoon yang lebih baik dan lebih keren lagi. Maafkan aku sayang, selama di busan aku mendapat banyak nasehat dari orang tuaku, hyungku bahkan mertuaku yang selalu menelfonku untuk memberikan nasehat padaku." Jelas jihoon yang menenangkan hyunsuk
Hyunsuk masih terus menangis bahkan jihoon harus extra sabar untuk menenangkan pasangannya ini.
"Aku akan meminta maaf pada gon hyung juga. Aku tidak mau hubungan kita rusak karena masalah yang berlarut-larut seperti ini. Jangan menangis hyung nanti sakit lagi perutnya." Jihoon mengusap lembut perut hyunsuk.
"Aku mencintaimu jii. Aku terikat olehmu seumur hidup dan aku bersyukur memilikimu sebagai pendampingku. Aku memilihmu karena kamu yang terbaik daripada gon hyung. Sekali lagi maafkan aku jii yang hampir menghancurkan rumah tangga kita. Aku janji akan memperbaiki sikapku padamu." Hyunsuk mencium tangan jihoon sambil menangis.
"Kita saling memaafkan dan kita harus belajar dari kesalahan kita berdua. Kita masih harus memperbaiki diri lagi sayang. Kita saling perbaiki ya sayang, jika salah kita harus saling mengingatkan. Kita juga memiliki choihyun dan chilly yang butuh bimbingan kita menjadi anak-anak yang baik. Sekarang kamu istirahat jangan menangis kasihan chilly dan choihyun yang mungkin sedang rewel karena kamu menangis." Hyunsuk mengangguk dan mencoba menenangkan dirinya.
Jihoon berbaring di sebelah hyunsuk, hyunsuk langsung masuk kedalam pelukan jihoon.
"Aku merindukanmu jii."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE CAMERA [HOONSUK/MPREG]
Fanfiction*NARASI* "jihoon-a,,, sekarang kita harus bagaimana?" -hyunsuk- "kita hadapi bersama hyung. jangan khawatir, aku akan melindungi semuanya aku akan bertanggung jawab apapun resikonya. aku mencintaimu, member dan anak kita." -jihoon- *** *NOTED* Ini h...