Profesor choi menghela nafasnya kasar dan ia terus mencoba terus memeriksa baby chilly. Hyunsuk dan jihoon saling menggenggam tangan mereka dan berharap hasil baik untuk kandungan hyunsuk.
"Maafkan paman suk. Paman tidak bisa menemukan detaknya." Ucap profesor choi
Tangis hyunsuk sangat pecah saat profesor choi mengatakan jika bayinya meninggal. Jihoon? Ia berusaha untuk kuat menerima semuanya, tetapi airmatanya tidak bisa berbohong. Keduanya menangis dan sangat terpukul saat mengetahui anak mereka yang meninggal di dalam kandungan.
Malam hari itu juga hyunsuk menjalani pembedahan pengeluaran bayinya, jihoon sengaja belum memberitahukan perusahaan dan jihoon baru memberitahukan keluarga inti dan member.
Orang tuanya akan terbang dari busan ke seoul hari ini, sedangkan keluarga hyunsuk sudah dalam perjalanan ke rumah sakit. Para member sementara tidak ada yang keluar dorm dan menunggu jihoon dan hyunsuk pulang atas permintaan jihoon.
Jihoon dan hyunsuk menunggu di ruang operasi. Jihoon menatap sedih kearah Hyunsuk sedang di persiapkan untuk tindakan pembedahan.
Kedua mata mereka tampak sangat sembab dan airmata masih jatuh dipipi mereka menandakan jika keduanya masih sangat terpukul atas kepergian anak mereka.
"Jii bayi chilly kita beneran meninggal jii? Ini cuman mimpi kan?" Ucap hyunsuk yang kembali menangis. Jihoon memeluk hyunsuk yang masih terus menangis di dadanya.
Jihoon melihat keatas langit-langit untuk menahan airmatanya agar tidak jatuh lagi di pipinya. Ia harus kuat agar hyunsuk juga tidak semakin sedih. Para staff melihat keduanya ikut merasa empati pada keduanya.
"Hey sayang dengerin aku. Baby kita tinggal di surga nungguin kita di sana. Baby chilly akan bawa kita ke surga sayang.. sayang kita harus belajar lebih ikhlas lagi ya sayang. Kita bisa doain baby chilly dari dunia tapi baby chilly doain kita dan hyunie dari surga. Hmm memang berat sayang, aku juga sedih. Tetapi tuhan jauh lebih sayang sama anak kita. Kita perlahan bisa ya sayang." jihoon terus mencoba memberi hyunsuk pengertian, padahal dirinya belum bisa menerima kepergian anaknya secepat ini. Apalagi bayinya belum sempat di gendong dan disayang.
Hyunsuk perlahan mengangguk, lalu hyunsuk di bantu oleh jihoon berbaring diatas meja operasi untuk segera di beri tindakan.
Selama tindakan tidak ada yang berbicara, jihoon dan hyunsuk juga saling menggenggam dan tak hentinya keduanya menintikan airmatanya dalam diam.
***
Jihoon menatap jasad mungil yang dilapisi oleh kain berwarna putih diatasnya terdapat kertas bertuliskan nama park ji hyun, anak mereka berjenis kelamin perempuan dan berat lahirnya hanya 800gram.
Nama anaknya memang sudah disiapkan oleh jihoon dan hyunsuk untuk anak kedua mereka jika kelaminnya perempuan, jika laki-laki park joo hyuk.
"Hyunsuk-ssi belum sadar anda boleh mengambil foto terakhir kalinya, sebelum bayinya kami siapkan untuk krematorium." Jelas seorang perawat.
"Berikan aku waktu sebentar.."
Para perawat itu meninggalkan jihoon. Jihoon mengambil ponselnya dan segera mengambil foto cantik putrinya dan juga hyunsuk.
"Nak,, maafkan appa dan eomma yang belum bisa menjagamu dengan baik. Maafkan kami ya nak, appa dan eomma janji akan selalu doain jihyun di dunia supaya nanti kita bertemu lagi ya nak. Appa dan eomma akan berusaha sangat ikhlas menerima kepergian jihyun yang jauh lebih disayang tuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
BEHIND THE CAMERA [HOONSUK/MPREG]
Fanfiction*NARASI* "jihoon-a,,, sekarang kita harus bagaimana?" -hyunsuk- "kita hadapi bersama hyung. jangan khawatir, aku akan melindungi semuanya aku akan bertanggung jawab apapun resikonya. aku mencintaimu, member dan anak kita." -jihoon- *** *NOTED* Ini h...