••••
"Hubungi orang tua saya saja pak. Biar orang tua saya yang akan menjadi wali dan yang akan mengurus surat-surat rumah sakit sahabat saya"
Pak Bayu dan Bu Ayu sontak menatap Clara.
"Apa tidak apa-apa nak? " Tanya Bu Ayu.
"Gapapa Bu" Balas Clara, dirinya menatap sendu tangan nya yang saling bertautan.
"Sebentar lagi, Pak Danir dan Ibu Dira akan segera datang." Beritahu Pak Bayu, setelah selesai menghubungi orang tua Clara.
Bu Ayu mengangguk, sementara Clara hanya menunduk, menatap tangan nya yang terdapat noda darah Bhita dengan gemetar.
Kini, suasana hening menguasai 3 manusia tersebut.
Beberapa menit kemudian, suara langkah kaki yang terdengar cepat mengisi kesunyian lorong UGD. Terlihat Pak Danir dan Bu Dira berjalan cepat ke arah mereka.
"Sayang kamu kenapa hm!? Kamu gak papa kan!? Tadi pak Bayu nelpon ibu, kata nya untuk cepat datang kesini. Apa yang terjadi? trus i-ini darah siapa sayang!?" Tanya Dira teramat panik, sedangkan Danir menatap luar biasa khawatir putrinya.
"Ini darah kamu sayang? Ya ampun! gimana bisa kamu cuma dibiarin duduk di depan ruang UGD tanpa di kasih perawatan!" Marah Dira, tanpa tau apa yang terjadi.
Benar-benar keterlaluan! Lihat saja, dia dan suaminya akan memberi rating buruk pada rumah sakit ini. Batin Dira teramat marah.
Tangis Clara pun pecah. Dia kemudian menubruk bunda nya, memeluk nya dengan erat.
"Bhita bun.. d-dia.."
Alis Dira menukik, "Ada apa dengan gadis itu?" Tanya Dira terkesan malas.
Clara menggigit pipi dalam nya. Air mata kembali turun, Dirinya terisak keras di pelukan bunda nya.
"Tadi pas Clara nunggu pak mamang jemput Clara.. b-biar cepat.. Clara.. Clara langsung nyebrang.. Tapi w-waktu Clara mau nyebrang.. hiks.. ada m-mobil yang datang ke arah Clara.. Hiks.. kenceng banget.. Clara syok banget sampe..hiks.. Sampe Clara gak sempet mikir.. Semua.. terjadi begitu cepat" Clara menangis tersendat-sendat, menjelaskan kejadian tadi siang yang dialami Bhita dan dirinya.
Sedangkan Danir sudah mematung di tempatnya. Ada apa ini? Ada orang yang ingin mencelakai putri nya!? Jantung Danir seolah berhenti di tempat.
Ya Tuhan... Danir sangat amat bersyukur putri nya masih dalam keadaan baik-baik saja.
Tak bisa di bayangkan, jika suatu saat, dia melihat putrinya yang sangat disayangi, tidur di ranjang pasien dengan alat medis yang meliliti tubuh putri nya.
Dira mengusap punggung putri nya lembut. Diri nya sama bersyukur nya dengan Danir.
"Sayang sudah.... gak usah di lanjutkan kalo kamu gak kuat oke? putri kesayangannya bunda pasti syok banget..... Putri bunda gak kenapa- kenapa kan?" Tangan Dira tak henti mengusap lembut punggung putri nya, menenangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdoses Bhita
Fantasy"Gimana bisa?" Bhita tertawa sumbang. Tak lama tangan nya terangkat, mengusap wajah nya dengan kasar. "Gue gak gila. tapi kalo gini kejadian nya, gue benar benar bisa gila!" ________ Ini kisah tentang Bhita yang terjebak pada tubuh antagonis, yang a...