D e c i s i o n

87.1K 7.6K 398
                                    

.
.
.
.
.

HAPPY READING
____

"Gue berubah pikiran."

"Gue rasa gak buruk juga kalo gue terima pertunangan ini."

"Tapi gue yang akan nolak" Sarkas Bhita tajam.

Eros tertawa kecil.

"How so cute." Eros menatap berkilat pada ekspresi marah Bhita yang menurut nya sangat menggemaskan.

Ah sepertinya dirinya mulai gila sekarang.

"Gimana lo mau nolak?" Eros merapatkan tubuh nya, membuat Bhita menahan nafas. "Kasih tau gue gimana lo mau nolak"

"Lo pikir situa bangka itu akan biarin gitu aja hm?"

Eros menyelami mata kelabu milik Bhita.

Indah, sangat indah. Mulai hari ini Eros menetapkan, bahwa mata kelabu milik Bhita adalah mata yang paling indah. Mutlak tak terbantahkan.

"Lo pikir, gue gak bisa lawan kakek tua serakah itu?" Lawan Bhita sinis.

"Ya, lo bisa." Eros mengecup lembut hidung mancung Bhita, lalu setelah nya terkekeh saat melihat ekspresi marah Bhita.

"Apa yang gak bisa dilakuin sama gadis gue? Sayang nya.."

Eros menyusuri garis wajah sempurna Bhita dengan jemari Eros. "Gue gak akan biarin itu terjadi."

Eros melepaskan kedua tangan Bhita yang dicengkeram, lalu menjauhkan tubuhnya.

Tapi sepertinya Eros salah melepaskan Bhita, karena setelah itu..

Plak!!

Eros menerima tamparan keras dari Bhita.

"Gue gak akan sudi terikat sama lo" Desis Bhita rendah.

Eros terdiam kala merasakan panas di pipi kanan, lalu setelah nya terkekeh kencang.

"Lo terlalu berani" Gumam Eros masih dengan kekehan.

Bhita mengerutkan kening.

"Lo cowok gila!" Tandas Bhita dan hendak melangkah pergi. Tapi sayang dicegah oleh Eros, dengan mencekal tangan Bhita.

"Mau kemana?"

Bhita melirik tajam. "Tentu aja turun ke bawah."

"Dan setelah itu, biarin lo nolak pertunangan ini?"

_____


"Kita sudah sepakat Zeroun." Desis Hanenda geram.

Zeroun menghela nafas berat. "Aku tau."

"Lalu?" Nada Hanenda sangat sinis.

"Kau tidak lupakan kalau kita sudah membuat perjanjian tertulis sejak lama? Dan kau ingin membatalkan pertunangan ini? Pikirkan akan seberapa banyak kerugian yang akan kau dan Robert tanggung jika melanggar perjanjian yang telah kita buat Zeroun"

"Aku tidak peduli. Yang terpenting adalah kebahagiaan cucu ku Karen."

"Zeroun!!" Bentak Hanenda marah.

"Berani sekali anda meninggikan suara anda." Bastian berdesis geram. Tak terima akan bentakan Hanenda pada Papa mertua nya.

Kini giliran Robert yang menghembuskan nafas berat.

"Begini saja. Kita beri mereka waktu mereka untuk pendekatan. Sama seperti Zeroun, aku juga tidak peduli pada kerugian yang ku tanggung jika itu untuk kebahagiaan cucu ku."

Overdoses BhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang