Plan for War

49.3K 5K 161
                                    

.
.

HAPPY READING
_____

Eros menuruni tangga dengan wajah penuh amarah. Wajah remaja laki-laki itu memerah hingga tak bisa menyembunyikan jika sang pemilik tengah dilanda amarah besar.

Sedangkan Aira yang tak sengaja melihat Eros segera memanggil lelaki itu.

"Kak!"

"Kak Eros!"Panggil Aira lagi saat langkah Eros tak kunjung berhenti.

"Kak?" Aira mengejar langkah tergesa Eros. Gadis itu masih kekeuh memanggil-manggil nama Eros.

"Kak Eros." Aira menahan lengan Eros. "Kak berhenti dulu. Aku mau ngomong sesuatu sama Kak Eros."

Menahan geram, Eros berbalik dan menyentak kasar tangan Aira yang memegang lengan nya.

"Apa?" Tanya Eros dingin. Matanya nyalang dengan ekspresi marah.

Aira sontak meneguk ludah takut saat melihat ekspresi mengerikan dari Eros.

Sejenak perasaan ragu menelusup, menggoda Aira untuk berhenti. Tapi Aira menggertakkan gigi, berusaha berani. Demi Syna. Batin Aira tersenyum yakin.

Ya, demi teman nya.

"Kakak harus jauhin Bhita. Dia ternyata bukan cewek baik-baik. Bhita sering bully teman aku yang nama nya Syna. Cewek itu jaha-"

"Diam" Desis Eros tajam. Api di dada Eros belum padam dan kini Aira seperti menambah bensin membuat amarah Eros tak terbendung.

"Kak Eros harus dengerin aku, cewek itu gak pant--"

"GUE BILANG DIAM SIALAN!!" Teriak Eros berang dengan mata menatap nyalang.

Aira tersentak mundur. Ekspresi gadis itu sekarang benar-benar ketakutan. Nyali nya seketika hilang melihat kemarahan Eros.

Pram yang baru keluar dari ruang kerja nya terkejut akan teriakan menggelar dari putranya.

"Ada apa ini Eros?"

Eros berdecih sinis. "Urus tuh anak haram lo!"

Eros berbalik dan kembali melanjutkan langkahnya, tanpa menghiraukan Pram yang memanggil-manggil nama remaja bertatto tersebut.

____

Drtt... Drttt.. Drtt...

Eros merogoh sakunya saat merasakan ponselnya berbunyi. Panggilan dari Peter. Eros mengernyit kan alis dan mengangkat panggilan dari tersebut.

Ditempatkan ponsel tersebut pada telinga kiri, sembari dirinya menaiki kuda besinya.

"H-halo?"

Eros berdehem. "Kenapa?" Tanya Eros to the point.

"I-itu..A.. anu.." Gagap Peter diseberang sana.

"Eros.."

"Kenapa?!" Hardik Eros mulai tersulut kala Peter tak kunjung memberitahukan apa tujuannya.

Peter diseberang sana gelagapan mendengar hardikan Eros. Dengan satu tarikan nafas, Peter berucap sembari memejam mata kuat.

"Bhita diculik sama Dragster!" Lancar Peter dalam satu tarikan nafas.

Hening.

Keheningan tiba-tiba melanda hingga membuat suasana menegangkan mendominasi.

Peter semakin was-was. Hingga desisan menyeramkan dari ketua nya membuat jantung Peter mencelos.

Overdoses BhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang