B a c k

100K 7.2K 25
                                    

_____

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

_____

Bhita sedikit mengering kan rambutnya dengan Hairdryer. Setelah nya memakai sedikit bedak pada wajah nya, beralih pada maskara bening agar terlihat lebih natural, lalu memoles lipblam pada bibir nya agar tidak kering dan pucat.

Menyisir rambut dengan lembut, Bhita kemudian menatap wajah yang sekarang dimiliki dengan binar kagum yang tak bisa ditutupi.

Dengan mata kelabu yang tersirat tenang yang dapat menarik lebih dalam bagi siapa saja yang menatap.

Surai indah hampir sepinggang berwarna coklat caramel dengan warna dasar coklat hangat, dan sentuhan juga golden menonjolkan keindahan rona kulit wajah dan membuat penampilan nya semakin menawan.

Alis alami yang tertata rapi. Bibir berbentuk Thin Lips, dengan warna merah alam, disertai dengan hidung mancung. Begitu juga dagu yang terbelah samar, menambah kesan sempurna dari visual Karen.

Sungguh visual Karen tidak main-main menawan nya. Terutama dengan aura anggun dan menarik yang terpancar dari Karen.

Wajah yang teramat tidak nyata dan aura yang menarik yang mengelilingi, Bhita rasa, tanpa melakukan apapun, Karen sudah dapat menarik banyak perhatian yang melihat.

Sungguh sangat disayangkan, visual menawan dan pesona luar biasa dari Karen harus diposisikan sebagai antagonis oleh penulis.

Sudah begitu berakhir di rumah sakit jiwa pula.

" Pagi Yah, Bun,Bang Kenn." Sapa Bhita terdengar manis, saat sudah sampai di ruang makan.

"Pagi sayang." Serempak mereka.

Bhita mendudukkan dirinya samping putra satu satunya paman dan bibinya.

"Kar--.."

"Bhita." Potong Bhita, "Panggil Bhita saja Bang Kenn."

Kenn mengerutkan keningnya bingung. "Bhita?"

"Um." Bhita mengangguk.

Helda tersenyum dan menatap putranya.

"Adek gak mau di panggil Karen lagi bang, sekarang mau nya dipanggil Bhita." Jelas Helda terkekeh

Kenn tertawa kecil, "Ugh adek Bhita." goda Kenn dengan senyum tersirat olokan.

Bhita menyipitkan matanya sinis, lalu membuang wajah nya acuh.

"Duh adek Bhita sombong amat." Goda Kenn semakin menjadi.

"Apasih." sinis Bhita mulai kesal.

"Apasih apasih! Abang ini mau kenalan loh." Kelakar Kenn dengan mengerlingkan mata genit, sungguh ekspresi yang amat menyebalkan bagi Bhita.

"Bang Kenn udah deh!"

"Udah apa sih sayang? eh--adek Bhita maksudnya." Goda Kenn dengan ekspresi yang teramat sangat menyebalkan.

Overdoses BhitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang