.
.
.HAPPY READING
____"Lo kenapa gak mau gue boncengin sih?!" Teriak Peter kesal. Sudah baik-baik dia ajak malah ditolak, bukan pertama kali nya lagi.
Shannah mendengus. "Udah lo sana ah! Gue mau sama Mona aja"
Peter tetap kekeuh. Kali ini Shannah harus mau diboncengin dirinya. "Gak mau! Lo harusnya bersyukur mau diboncengi sama cowok ganteng kayak gue!"
Berdecak malas, Shannah mengibaskan tangannya. "Ya, ya, ya. Serah lo"
Peter semakin dibuat meradang. "Anna!" Kesal Peter dan menghalangi jalan Shannah.
"Ck! Minggir Peter, Bhita udah nungguin gue!" Shannah mendorong-dorong badan Peter agar tak menghalangi jalannya. Sedangkan Mona yang sedari memperhatikan, sudah menguap bosan. Joyce 5 menit yang lalu sudah pergi duluan.
"Gak mau! Lo kenapa sih?"
Hidung Shannah kembang-kempis. "Dengar, kalo lo mau boncengin gue. Lo kudu ganti tuh motor raksasa lo sama motor Vespa"
"Nah! mulai lagi kan lo?! Emangnya kenapa sih? Kan keren!"
"Keren biji mata lo! Jok belakang nya tinggi pinggang gue encok anjeng!"
____
"Apa mau kamu?" Tanya Syna tanpa basa-basi, saat sudah sampai dihadapan gadis itu. Awas saja, jika lawan bicara nya ini mengatakan sesuatu yang tidak penting, dia ini akan merasakan akibatnya.
Gadis lawan bicara Syna menyeringai tipis. "Gue mau nawarin kesepakatan kerjasama, sama lo"
Syna mendengus. "Memangnya apa tujuan kamu ngajak aku kerjasama?" Ketus Syna tanpa minat.
Gadis itu semakin menyeringai. Persis seperti ular beracun yang siap menebarkan racun-racun nya pada setiap insan yang terjebak.
"Gue tau lo suka sama Eros."
Syna tersenyum remeh. "Jadi itu tujuan kamu ngajak aku kerjasama? Gak usah munafik! Kamu juga suka kan sama Kak Eros?"
Gadis itu memainkan kuku jari panjang nya pelan, lalu menatap Syna lekat. "Ya, Itu alasan ke-dua gue ngajak lo kerjasama. Tapi alasan utama, gue mau nyingkirin cewek sialan itu dari pandangan Eros."
Gadis itu mengetuk pelan gelas minum nya dan menarik senyum gila. "Gue gak sudi berbagai udara sama jalang itu." Dan lebih gak sudi jika dia masih berada dalam radius Eros. Sambung gadis itu dengan hati gelap
Syna mengernyit. Sepertinya menyingkirkan dalam kamus nya dan kamus gadis didepannya ini berbeda. Tapi sedetik kemudian, Syna mengangkat bahu acuh. Masa bodo.
"Apa rencana kamu?" Tanya Syna terlebih dahulu, tanpa menyetujui tawaran gadis itu.
Gadis menunduk, lalu menarik sudut bibirnya dengan mata berkilat. Ular berbisa itu kini dapat melihat mangsa nya mulai terjebak.
Meraih tas nya, tangan lentik itu mengambil ponsel dengan gerakan anggun. Tanpa kata, gadis itu memutar sebuah rekaman video.
Ekspresi Syna terkejut saat melihat rekaman video tersebut. Tangan nya menunjuk layar ponsel dengan gagap. "I-itu.."
"Ya" Suara gadis itu bak bisikan setan.
"Jadi, lo mau kerjasama sama gue?"
Merasa menguntungkan, Syna dengan cepat mengangguk. "Aku mau."
Gadis itu tersenyum lebar. Sangat lebar, hingga Syna mulai bergidik.
"Gue bakal kirim video ini sama lo, dan lo kirim ini sama Eros pake nomor lain"
"Kenapa harus aku?" Kening Syna mengernyit.
Gadis itu memainkan rongga mulutnya. "Karena rencana selanjutnya, gue yang bakalan ambil peran."
Syna akhirnya mengangguk ringan. "Oke."
Syna kemudian menyandarkan punggungnya santai dan menatap gadis didepannya lamat-lamat. "Aku lihat-lihat kayak nya kamu napsu banget, buat nyingkirin cewek sialan itu"
Respon gadis itu malah terkekeh kencang, sambil memegang perutnya, seolah yang Syna katakan adalah lelucon terlucu yang pernah gadis itu dengar.
"Ternyata lo lebih munafik." Sudut bibir gadis itu tertarik sambil mengusap ujung mata nya yang berair. "Gue makin kasihan sama lo"
"Apa maksud kamu?!"
Gadis itu menggeleng lalu terkekeh lagi. "Gue tau beberapa hari ini lo selalu gagal ngebuat nama cewek itu buruk. Gue denger juga, Eros udah netapin Bhita jadi ratu nya Aodrá. Itu ngebuat Bhita jadi prioritas utama Aodrá sekarang, dan lo? You have been made second, not first anymore"
Syna menggeram marah. Kekehan gadis didepannya semakin menambah rasa jengkel yang sudah dia tanggung beberapa hari ini.
Mood Syna akhir-akhir memang buruk karena dia tak pernah berhasil membuat nama gadis sialan itu buruk. Belom lagi jika dulu Aodrá yang akan menjadi perisai nya, kini dia harus rela membagi perisai itu untuk gadis sialan yang kini mulai merebut apa yang dulu dia banggakan.
"Tapi lo tenang aja" Kali ini gadis itu tak menyembunyikan kilatan kegilaan yang terpancar dari mata nya.
"Cewek sialan itu bakalan segera lenyap dari pandangan lo, gue, Aodrá, dan terpenting Eros." Wajah bengis kini terpampang, membuat Syna bergidik ngeri melihat nya.
"A-aku pergi" Syna dengan cepat mengambil tas nya dan pergi dari ruangan itu sesegera mungkin.
Perasaan nya tiba-tiba tak enak. Apa memang dia benar mengambil keputusan untuk bekerjasama dengan gadis itu? Entahlah, yang pasti Syna berharap rencana yang mereka lakukan berjalan dengan lancar.
Syn sudah sangat a gerah melihat laki-laki pujaan nya dan gadis sialan itu semakin lengket.
____
Hembusan nafas kasar berkali-kali keluar di mulut merah lembab, milik laki-laki bertatto itu.
Dengan bosan dia membuang ponsel nya asal dan menatap langit-langit kamarnya.
"Ck! Masih lama lagi" Decak nya saat melihat jam. Ayolah, dia sudah sangat merindukan gadisnya.
Ting!
Dengan ogah-ogahan, Eros mencari ponselnya kala mendengar dentingan dari benda tipis itu.
Sebelah alis Eros terangkat saat mendapat kiriman video dari nomor yang tidak dikenal. 10 detik setelah video itu terkirim, sebuah pesan teks mampu membuat darah Eros mendidih.
08xxxx
Look, your girlfriend is the perfect bitch!
Pesan text yang dikirim langsung membuat Eros naik pitam. Dengan menahan amarah, Eros membuka video yang di kirim pada nya. Ada dua video. 1 rekaman, dan satunya lagi rekaman CCTV. Seperti dirumah sakit.
"Fuck!" Umpat Eros berang kala melihat satu video rekaman yang menampilkan Bhita dengan posisi intim dengan seorang pria.
"Dallen" Desis Eros penuh kegeraman kala melihat setengah dari wajah pria itu.
"How dare you jerk!"
Video berakhir. Dengan gemetar menahan amarah, Eros kembali membuka video selanjutnya.
Prang!!
"SIALAN!! GUE BUNUH LO DALLEN!!" Raung Eros murka dan membanting ponsel itu berang.
Ponsel itu terpental ke lantai dengan layar menampilkan seorang gadis dan pria yang tampak sedang berciuman.
Sebelum akhirnya layar itu menampilkan garis hitam, berkedip, dan mati.
_______
Oke sampai sini😁🙏 Besok malem aku USAHAIN buat update
See u!❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Overdoses Bhita
Fantasy"Gimana bisa?" Bhita tertawa sumbang. Tak lama tangan nya terangkat, mengusap wajah nya dengan kasar. "Gue gak gila. tapi kalo gini kejadian nya, gue benar benar bisa gila!" ________ Ini kisah tentang Bhita yang terjebak pada tubuh antagonis, yang a...